kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Mayoritas saham LQ45 terdiskon, simak rekomendasi berikut


Senin, 29 Maret 2021 / 07:10 WIB
Mayoritas saham LQ45 terdiskon, simak rekomendasi berikut


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Bernadus menambahkan, perusahaan konstruksi, seperti PTPP dan WIKA, akan terdorong rencana penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) final jasa konstruksi dari angka 3% menjadi 2,65%. Ini berpotensi meningkatkan laba emiten konstruksi, diproyeksi sekitar 13% hingga 15%.

Harga saham PTPP ditargetkan bisa mencapai Rp 3.000 per saham. Sementara harga WIKA ditargetkan di harga Rp 2.360 per saham.  "Saat ini saham-saham  konstruksi PTPP dan WIKA sedang di area support sehingga ini menarik sekali untuk kita lakukan aktivitas pembelian," kata Bernadus kepada Kontan.co.id, Minggu (28/3). 

Sementara untuk EXCL, dia melihat harga sahamnya akan menarik karena sejauh ini masih tertinggal dibanding emiten-emiten telekomunikasi lain seperti TLKM dan ISAT. Selain itu, kinerja EXCL akan terdorong sentimen lelang 5G.

Apalagi jika EXCL mampu memenangkan tendernya. Adapun target harga EXCL  berada di Rp 3.000 per saham. Untuk saat ini harganya masih cukup rendah karena dekat dengan area support di Rp 2.130 per saham. 

Baca Juga: Harga saham melesat, bagaimana rekomendasi untuk saham-saham emiten poultry?

Selain kelima saham itu, lanjut Bernadus, investor juga bisa mencermati saham-saham properti dan perbankan. Dua sektor ini atraktif karena terdorong sentimen suku bunga yang rendah. Salah satu saham yang dijagokannya adalah BBTN. Sepengamatannya, saham ini memiliki potensi upside yang tinggi ke kisaran Rp 2.300 per saham. Adapun saat ini BBTN tengah berupaya beranjak dari level support-nya di sekitar Rp 1.800 per saham.

Sementara untuk emiten properti, dia lebih menyukai SMRA dengan target harga Rp 1.200 per saham. Sentimen lain yang membuatnya menarik adalah aksi korporasi rights issue serta pergerakan saham SMRA yang sedang kembali di titik break out. 

Menurut Bernadus, investor memang perlu mencermati sektor-sektor saham yang mendapat bantuan dari pemerintah di tengah kondisi seperti ini. Sebab, hal itu, akan membantu performa keuangan perusahaan yang akan tercermin dari laporan-laporan keuangan kuartal I 2021 maupun kuartal II. "Untuk saat ini, harga saham-saham tersebut memang sedang di-support," ujarnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×