Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tampaknya posisi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) di pasar consumer goods belum akan tergoyahkan. Karena itu, analis meyakini fundamental emiten ini bakal kuat.
Putri Tobing, Analis Indo Premier Sekuritas, mengatakan, produk minuman kopi menjadi penyokong pertumbuhan penjualan MYOR saat ini. Putri mencatat penjualan di segmen kopi naik selama beberapa kuartal terakhir.
Di kuartal satu lalu, penjualan produk minuman kopi naik 9,7%. "Strategi MYOR meluncurkan berbagai varian minuman kopi ketika kompetitor sibuk menurunkan harga telah menghasilkan pertumbuhan kuat di penjualan kopi MYOR," tulis Putri dalam risetnya, Rabu (20/6).
Putri menganalisa penjualan segmen kopi MYOR akan tetap kuat dan tumbuh 14,2% di akhir 2018. Sedangkan di semester dua tahun ini, Putri melihat harga jual minuman kopi bisa naik 4%-5%.
Cuma, MYOR menghadapi persaingan ketat di segmen biskuit dan kue kering. Dus, pertumbuhan pendapatan segmen ini akan terbatas. Padahal, kontribusinya cukup besar. Di kuartal satu lalu, kontribusi segmen ini mencapai sekitar 53,8%.
Harga bahan baku
Meski menghadapi persaingan ketat, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe memprediksi MYOR bisa mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sekitar 10% tahun ini. "Walau konsumsi dalam negeri melemah, MYOR masih tertolong ekspor," kata dia.
Dari sisi margin, Putri menilai MYOR diuntungkan karena harga komoditas utama bahan baku MYOR, yaitu gula dan biji kopi robusta, cenderung turun. Masing-masing turun 17% dan 2,5% secara year to date hingga 20 Juni 2018.
Penurunan harga bahan baku bisa menimbulkan potensi kenaikan di level margin kotor. Namun, katalis positif tersebut nyatanya masih diimbangi dengan katalis negatif dengan kenaikan harga gandum sebesar 25%.
Putri merekomendasikan hold MYOR dengan target harga Rp 3.200 per saham. Sementara Kiswoyo merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.500 per saham. Janni Asman, Analis Maybank Kim Eng, merekomendasikan sell MYOR dengan target harga Rp 2.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News