Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) tidak terlalu terimbas oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Saat ini, porsi ekspor dan penjualan domestik MYOR berimbang atau 50:50.
Direktur Utama Perseroan Andre Sukandra Atmadja mengatakan, dengan porsi seimbang, menetralisir dampak negatif dari nilai tukar yang bergejolak. MYOR juga sangat prudent dan tidak memiliki pinjaman dalam mata uang asing, sehingga tidak memiliki risiko terhadap nilai tukar yang berfluktuasi.
"Fluktuasi lebih berdampak kepada ketidakpastian dalam perhitungan harga pokok produksi,” kata Andre, Jumat (25/5). Sebagai gambaran, saat ini porsi impor bahan baku MYOR sebesar 20%
Sejauh ini MYOR mengekspor produk ke lebih 80 negara, yang terbaru Nigeria. Andre mengaku, belum ada kenaikan harga jual produk sejauh ini, namun setiap tahun dipantau dengan kemungkinan kenaikan sekitar 5%. Kenaikan harga produk dipengaruhi kenaikan upah dan perubahan harga bahan baku.
Dari sisi bisnis, MYOR setiap tahun terus menunjukkan perkembangan. Perusahaan terus melakukan ekspansi pabrik, baik dalam bentuk perluasan fasilitas produksi dan penambahan kapasitas produksi pada lokasi yang telah ada saat ini. Hal itu terus dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan secara berkesinambungan dan menjadi pionir di bidang makanan dan minuman olahan.
Untuk ekspansi pabrik tahun ini, kata Andre, dana yang diperlukan kurang lebih Rp 1 triliun, yang berasal dari kas internal dan pinjaman bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News