Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memproyeksikan terjadi penurunan marketing sales sektor residensial dan komersial pada tahun 2025 setelah mencatatkan kinerja yang kuat pada tahun 2024. Untuk terus memacu hasil pra-penjualan, BSDE mengandalkan penjualan lahan, meskipun hal ini dianggap kurang berkelanjutan dan lebih volatil.
Meskipun demikian, emiten berkode saham BSDE ini percaya kinerja pre-sales yang kuat pada tahun 2024 belum dihargai dengan baik oleh pasar. Ini terbukti dengan penurunan harga saham BSDE sebesar 10% sejak awal tahun. Oleh karena itu, Kevin Halim Analis Maybank Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp 1.200 per saham. Target tersebut mencerminkan rasio harga terhadap buku (P/B) sebesar 0,59x atas proyeksi tahun 2025 sesuai dengan rata-rata lima tahun.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) Raih Marketing Sales Rp 9,72 Triliun Sepanjang 2024
Manajemen BSDE memperkirakan, hasil pra-penjualan tahun 2025 akan tumbuh 3% secara tahunan meskipun diperkirakan ada penurunan pada sektor residensial dan komersial. Pada tahun 2024, pra-penjualan untuk sektor residensial tumbuh 8% dan sektor komersial tumbuh 43%. Sebagai pengganti, pra-penjualan BSDE akan didorong oleh penjualan lahan ke joint venture (JV), yang diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun atau sekitar 15% dari total pra-penjualan di tahun ini.
Dengan demikian, meskipun total pra-penjualan tahun 2025 diperkirakan meningkat 3% secara tahunan, jika mengesampingkan penjualan lahan kepada JV, pra-penjualan BSDE diperkirakan menurun sekitar 6,5% secara tahunan.
BSDE juga akan mendapat kontribusi dari township baru yang diperoleh dari Suryamas Dutamakmur (SMDM) akan memberikan kontribusi sekitar Rp 350 miliar atau 3,5% terhadap total pra-penjualan di tahun 2025. Namun, hal ini kemungkinan terimbangi oleh proyek Zora yang diperkirakan tidak akan memberikan pra-penjualan karena telah mencapai tahap kematangan.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Saham ASII, BSDE dan BRIS untuk Perdagangan Rabu (5/3)
"Tahun 2025 diperkirakan menjadi tahun yang sulit bagi pertumbuhan pra-penjualan, karena selain faktor likuiditas ketat di sektor perbankan, perusahaan properti lain seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga memproyeksikan pertumbuhan pra-penjualan yang stagnan pada 2025," papar Kevin dalam riset 10 Maret 2025.
Meskipun proyeksi pra-penjualan menurun, BSDE merevisi naik estimasi pendapatan untuk tahun fiskal 2024 hingga 2027 dengan kenaikan 1% pada di tahun 2024, 17% pada 2025, dan 30% pada tahun 2026. Ini berkat peningkatan penjualan lahan.
Namun, Maybank Sekuritas tetap hati-hati terhadap keberlanjutan pertumbuhan pra-penjualan, dan diperkirakan laba BSDE akan mengalami penurunan sekitar 5% pada tahun 2025 dan 4% pada tahun 2026. Ini karena dampak dari basis pendapatan yang tinggi pada tahun 2024.
Di tahun 2024, Maybank Sekuritas memperkirakan, pendapatan BSDE akan mencapai Rp 12,88 triliun dengan laba bersih Rp 3,39 triliun. Kenaikan ini berkat pendapatan dari pembangunan properti Rp 11,09 triliun dan pendapatan recurring sebesar Rp 1,79 triliun.
Nah di 2025, pendapatan BSDE diperkirakan hanya akan mencapai Rp 11,38 triliun dengan laba bersih Rp 3,21 triliun. Penurunan kinerja tersebut karena sumber pendapatan dari properti yang turun menjadi Rp 9,5 triliun.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) Rampungkan Tender Offer 333,01 Juta Saham SMDM
Meski begitu, Kevin masih memberi rekomendasi buy saham BSDE dengan target harga Rp 1.200 per saham.
Selanjutnya: Panglima TNI: 66.714 Personel Disiagakan untuk Pengamanan Idul Fitri 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News