kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Matang di pasar saham, begini strategi berinvestasi ala Ridwan Zachrie


Sabtu, 05 Juni 2021 / 07:50 WIB
Matang di pasar saham, begini strategi berinvestasi ala Ridwan Zachrie


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bekerja sebagai direktur di Grup Recapital pada 2006 menjadi awal perjalanan Ridwan Zachrie berkecimpung di pasar modal. Aktivitasnya yang terlibat di bidang sekuritas, aset manajemen, asuransi jiwa, asuransi umum, dan investment banking membuatnya tahu seluk beluk dalam berinvestasi. Pada awal investasinya, Ridwan memilih tiga instrumen yaitu reksadana, saham, dan trading. 

“Saya memilih produk-produk investasi ini karena sebagai ahli keuangan, saya dapat menilai potensi profit yang bisa diraih dan mengukur tingkat risiko yang ada. Atau dengan kata lain, berinvestasi secara aman,” jelas Ridwan yang kini menjadi Direktur Keuangan PT Tiga Ikhwan Medikal. 

Satu kata kunci yang membuat Ridwan berani dalam berinvestasi di pasar modal adalah memperkuat sense of analysis, untuk menjaga keseimbangan antara target bisnis yang agresif dengan pengelolaan risiko yang terukur. Meski, tak dipungkiri Ridwan juga pernah mengalami kerugian. "Ada suatu masa di mana saat itu kerugian yang saya alami mencapai 60% dari nilai modal investasi saya saat itu,” ujar dia. 

Menurut hasil analisanya, kerugian tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi pasar saham yang sedang tidak mendukung dan kemampuannya melakukan analisa pasar saham yang belum terlalu dalam untuk mengukur risiko yang lebih akurat. Tapi kegagalan tersebut merupakan guru yang paling efektif untuk belajar lebih baik lagi.

Baca Juga: Pembobotan indeks berubah, ini saham-saham dengan free float kecil

Setelah kegagalan tersebut Ridwan semakin matang dalam berinvestasi karena sudah memiliki early warning tools yang terasah untuk tahu waktu kapan harus agresif dan kapan harus berhati-hati. Dari pengalaman kerugiannya tersebut, Ridwan menjadi lebih berhati-hati dengan mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan aksi.

Seperti misalnya melihat sisi fundamental atau fair value saham serta melihat kondisi harga saham secara teknikal. Ilmu yang dapat dibagikan Ridwan adalah pada saat tren harga naik dan fair value masih tinggi maka bisa melakukan aksi beli. Pada saat tren turun, meskipun fair value masih tinggi perlu mengantisipasi mengingat harga saham biasanya dapat dibawa turun lebih dalam. 

“Yang lebih berisiko di tren sideways, karena pergerakan harga umumnya cenderung stagnan dan sangat rentan pada berita negatif atau tidak kondusif yang berdampak pada sahamnya dapat jatuh atau drop,” imbuh Ridwan. 

Baca Juga: Aset Kripto Masih Memberi Cuan Paling Sedap Dibandingkan Instrumen Investasi Lain

Strategi lain yang dilakukan oleh Ridwan adalah memasukkan dana investasinya di beberapa keranjang. Adapun portofolio Ridwan saat ini reksadana, saham, trading emas dan deposito.

Portofolio Ridwan Zachrie: 

  • Reksadana 15%
  • Saham 30%
  • Trading emas 20%
  • Deposito 15% 
  • Tunai 20%

Saat ini, lanjutnya, investasi reksadana memiliki tingkat keuntungan yang bisa disesuaikan dengan tingkat risikonya. Keuntungan dalam reksadana mulai dari tingkat pengolahan yang dilakukan manajer investasi hingga diversifikasi risiko karena disebar ke berbagai instrumen. 

Sedangkan investasi saham menjadi instrumen yang memberikan imbal hasil terbesar dibandingkan investasi lainnya. Keuntungan dalam saham bisa berupa capital gain dan dividen. Adapun pemulihan ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah saat ini akan membuat peluang investasi di saham lebih baik, terutama di sektor-sektor yang menjadi fokus utama dan  memperoleh insentif dari pemerintah serta saham-saham yang masih berada di bawah nilai wajar akibat penurunan yang terjadi selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kunci sukses Hartono Gunawan meraup cuan dari hasil investasi

Tingkat suku bunga yang rendah berpotensi membuat ekonomi bergerak lebih stabil. Maka Ridwan menilai instrumen investasi dengan risiko tinggi seperti saham berpotensi memberikan imbal hasil yang tinggi bagi para investor dengan profil risiko agresif. Sedangkan untuk investor yang memiliki profil risiko konservatif dan moderat maka pilihan investasi di obligasi akan lebih menarik karena penurunan suku bunga akan membuat yield obligasi turun dan harga obligasi naik. 

Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2021 yang masih mengalami kontraksi 0,96%, pandemi Covid-19 yang belum terselesaikan serta pemulihan ekonomi yang tengah berjalan maka dalam jangka pendek diversifikasi investasi ke dalam pasar modal masih jauh lebih menarik dibandingkan pasar utang ataupun pasar uang. 

“Untuk saat ini, karena situasi global baru memasuki post pandemic gelombang 2020, di mana saat ini sebagian besar negara-negara di dunia masih proses distribusi dan pelaksanaan vaksinasi, saya masih dalam posisi wait and see sambil mencermati perkembangan dari waktu ke waktu sehingga untuk jangka pendek, diversifikasi investasi ke dalam pasar modal masih jauh lebih menarik dibandingkan pasar utang ataupun pasar uang,” kata dia. 

Baca Juga: Ini Kesalahan Investasi yang Harus Dihindari Investor Pemula

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×