kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Matahari Putra Prima merugi Rp 1,24 triliun pada 2017


Selasa, 03 April 2018 / 15:08 WIB
Matahari Putra Prima merugi Rp 1,24 triliun pada 2017
ILUSTRASI. Matahari Putra Prima MPPA


Reporter: Agung Jatmiko, Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Matahari Putra Prima Tbk sepanjang tahun lalu kurang menggembirakan. Perusahaan berkode emiten MPPA ini mencatatkan penurunan penjualan serta menorehkan rugi bersih sepanjang 2017.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/4), MPPA mencatatkan penjualan sebesar Rp 12,56 triliun pada tahun lalu. Penjualan peritel fesyen ini turun 7,13% dibandingkan kinerja 2016 yang mencapai Rp 13,52 triliun.

Dalam akun penjualan, pencapaian penjualan langsung turun 7,22% menjadi Rp 12,46 triliun. Meski penjualan konsinyasi naik, namun peningkatannya dibarengi pula dengan kenaikan biaya konsinyasi, sehingga menekan angka penjualan bersih.

Kinerja penjualan yang turun ini turut diperburuk dengan bertambahnya beban yang harus ditanggung perusahaan, mulai dari beban pokok penjualan, beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Beban pokok naik dari Rp 11,233 triliun menjadi Rp 11,559 triliun pada tahun lalu.

Alhasil, kinerja bottom line tergerus. MPPA mencatatkan rugi bersih Rp 1,24 triliun pada tahun lalu. Padahal, pada 2016, perusahaan masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 38,48 miliar.

Total aset juga menyusut dari Rp 6,7 triliun menjadi Rp 5,4 triliun. Meski begitu, total kewajiban turun tipis dari Rp 4,27 triliun menjadi Rp 4,27 triliun.

Tahun ini, MPPA juga berencana melakukan rights issue dengan target perolehan dana sebesar Rp 801,80 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja, peremajaan dan membayar utang pokok kepada Bank of China.

Jika tak ada aral melintang, pencatatan saham hasil rights issue akan dilakukan pada 9 April mendatang di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×