kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Matahari Departement Store (LPPF) telah buka 92% toko, analis sarankan hold


Jumat, 19 Juni 2020 / 13:47 WIB
Matahari Departement Store (LPPF) telah buka 92% toko, analis sarankan hold


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) telah membuka kembali 141 toko pada 16 Juni 2020 lalu. Ini artinya hampir 92% toko milik LPPF telah dibuka. 

Jumlah toko yang dibuka bertambah dari awal Mei sebanyak 24 toko yang dibuka atau hanya sekitar 16% dari total yang dimiliki oleh LPPF sebanyak 153 toko. 

Baca Juga: Matahari (LPPF) dan Mitra Adiperkasa (MAPI) ekspansi, ini rekomendasi analis

Sisa toko yang belum dibuka kembali diantaranya di Tangerang, Bandung dan Bogor. "Kami berharap semua toko akan dibuka kembali pada akhir bulan ini karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah dicabut di sebagian besar kota," jelas Kevie Aditya dan Elbert Setiadharma, analis Indo Premier Sekuritas dalam riset Jumat 19 Juni 2020. 

Meskipun toko dibuka kembali, Indo Premier memperkirakan toko akan tetap sepi terutama dalam beberapa bulan pertama pembukaan kembali. "Kami memperkirakan aktivitas perdagangan akan tetap di sekitar 30% dari normal pada bulan April hingga Juni," terang Kevie dan Elbert dalam riset. 

Indo Premier memperkirakan, secara bertahap aktivitas perdagangan akan meningkat menjadi 60%-80% di bulan Juli dan Agustus. Bahkan di kuartal IV tahun ini, Indo Premier memperkirakan, LPPF akan membukukan penurunan ata-rata penjualan tiap gerai alias same store sales growth (SSSG) 5%. 

Ini terjadi karena daya beli yang masih melemah pasca Covid-19. "Singkatnya, kami mencatata SSSG turun 30% untuk tahun 2020," terang Elbert dan Kevie. 

Baca Juga: Laba bersih Matahari Department Store (LPPF) turun lebih dari 20% hingga kuartal III

Pada tahun ini, Indo Premier memperkirakan, Matahari Departement Store akan mengadakan diskon besar-besaran di toko-toko mereka. Cara tersebut untuk mengurangi dan menghilangkan persediaan yang lama. Hal ini memang menjadi agenda dari LPPF untuk tahun ini. 

"Tetapi mungkin strategi ini akan digenjot lagi karena penjualan yang melemah karena Covid-19," terang Edbert dan Kevie. Akibatnya, Indo Premier memperkirakan, gross profit margin alias margin laba kotor LPPF di tahun 2020 akan menyusut 84 bps menjadi 33,1% setelah menurun 164 bps di tahun 2019. 

Beberapa efisiensi biaya dapat membantu. Seperti Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) membebaskan biaya sewa. LMIRT memiliki sekitar 25 mal atau berkontribusi 16% dari lokasi LPPF yang beroperasi. 

"Dalam perkiraan kami, LPPF telah menghapuskan sewa penuh kepada penyewa selama lockdown," terang Kevie dan Edbert. Selain itu, jumlah karyawan turun juga telah dipangkas menjadi 12.080 pegawai turun 14% dari 14.044 di akhir 2019. 

Baca Juga: Penjualan Kotor Naik Tipis, Laba Bersih Matahari Department Store (LPPF) Turun 20,65%

LPPF juga menerapkan pengurangan jam kerja, cuti yang tidak dibayar dan beberapa pemotongan gaji. "Kami telah menerapkan tarif pajak baru 17% dari laba sebelum pajak untuk 2020-2021 dan 15% untuk tahun 2022," jelas analis Indo Premier dalam riset. 

Meskipun demikian, laba inti diperkirakan akan turun 9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 555 miliar. Kevie dan Edbert menyarankan hold saham LPPF dengan target harga di Rp1.750. Harga saham LPPF telah turun 60% secara year to date. 

Indo Premier memotong perkiraan EPS inti di tahun 2020 dan tahun 2021 masing-masing sebesar 50% dan 20%. Sehingga target harga LPPF berbasis DCF menjadi Rp1.750 per saham dengan WACC 14,3% dan LTG -4%. Indo Premier memperkirakan libur Idul Fitri dapat meningkatkan SSSG LPPF menjadi 25% tahun 2021. 

Baca Juga: Matahari Bertarung di Pasar Sengit, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham LPPF

Tahun ini pendapatan LPPF diperkirakan sebesar Rp 7,24 triliun turun dari tahun 2019 sebesar Rp 10,28 triliun. Sedangkan laba bersih turun 60% menjadi Rp 555 miliar dari tahun 2019 sebesar Rp 1,37 triliun. Tahun depan pendapatan LPPF akan sedikit naik menjadi Rp 9,19 triliun dengan laba bersih Rp 880 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×