Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Beberapa efisiensi biaya dapat membantu. Seperti Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) membebaskan biaya sewa. LMIRT memiliki sekitar 25 mal atau berkontribusi 16% dari lokasi LPPF yang beroperasi.
"Dalam perkiraan kami, LPPF telah menghapuskan sewa penuh kepada penyewa selama lockdown," terang Kevie dan Edbert. Selain itu, jumlah karyawan turun juga telah dipangkas menjadi 12.080 pegawai turun 14% dari 14.044 di akhir 2019.
Baca Juga: Penjualan Kotor Naik Tipis, Laba Bersih Matahari Department Store (LPPF) Turun 20,65%
LPPF juga menerapkan pengurangan jam kerja, cuti yang tidak dibayar dan beberapa pemotongan gaji. "Kami telah menerapkan tarif pajak baru 17% dari laba sebelum pajak untuk 2020-2021 dan 15% untuk tahun 2022," jelas analis Indo Premier dalam riset.
Meskipun demikian, laba inti diperkirakan akan turun 9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 555 miliar. Kevie dan Edbert menyarankan hold saham LPPF dengan target harga di Rp1.750. Harga saham LPPF telah turun 60% secara year to date.
Indo Premier memotong perkiraan EPS inti di tahun 2020 dan tahun 2021 masing-masing sebesar 50% dan 20%. Sehingga target harga LPPF berbasis DCF menjadi Rp1.750 per saham dengan WACC 14,3% dan LTG -4%. Indo Premier memperkirakan libur Idul Fitri dapat meningkatkan SSSG LPPF menjadi 25% tahun 2021.
Baca Juga: Matahari Bertarung di Pasar Sengit, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham LPPF
Tahun ini pendapatan LPPF diperkirakan sebesar Rp 7,24 triliun turun dari tahun 2019 sebesar Rp 10,28 triliun. Sedangkan laba bersih turun 60% menjadi Rp 555 miliar dari tahun 2019 sebesar Rp 1,37 triliun. Tahun depan pendapatan LPPF akan sedikit naik menjadi Rp 9,19 triliun dengan laba bersih Rp 880 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News