Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Mata uang Asia kembali melemah pada perdagangan Kamis (29/5), terdampak penguatan dolar AS menyusul putusan pengadilan perdagangan Amerika Serikat yang membatalkan tarif impor Presiden Donald Trump.
Indeks MSCI untuk mata uang negara berkembang turun 0,2%, mencerminkan tekanan sentimen di kawasan.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 4 Hari Beruntun ke Rp 16.327 per Dolar AS, Kamis (29/5) Pagi
Dolar Singapura jatuh hingga 0,7%, menyentuh level terendah dalam lebih dari sepekan. Ringgit Malaysia dan baht Thailand masing-masing turun 0,4%.
Pengadilan Perdagangan Internasional AS memutuskan bahwa Trump melampaui kewenangannya saat menerapkan tarif "Liberation Day" terhadap negara-negara yang lebih banyak mengekspor ke AS.
Meski pemerintah AS diperintahkan membuat perintah baru dalam 10 hari, Gedung Putih segera mengajukan banding dan mempertanyakan otoritas pengadilan.
“Putusan ini memang menghapus tekanan jangka pendek, tetapi belum menutup ketidakpastian jangka panjang,” kata Charu Chanana, Chief Investment Strategist di Saxo.
Chanana menambahkan bahwa pelemahan dolar sebelumnya yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap kebijakan Trump dan stabilitas fiskal AS kini mulai terkoreksi.
Baca Juga: Pengadilan Perdagangan AS Blokir Tarif Trump, Sebut Langgar Wewenang Konstitusi
Pasar pun mulai mengurangi posisi bearish terhadap dolar dan aset safe haven seperti emas, euro, yen, dan mata uang negara berkembang.
Dolar AS terus menguat, dengan indeks dolar naik untuk sesi ketiga berturut-turut dan kembali menembus level 100, pertama kali dalam sepekan.
Ini terjadi setelah Trump menunda rencana pengenaan tarif 50% untuk produk asal Uni Eropa, serta data kepercayaan konsumen AS yang menguat.
Walau tertekan dalam beberapa hari terakhir, dolar Taiwan masih mencatat penguatan lebih dari 6,5% sepanjang Mei, dan berpeluang mencetak rekor bulanan terbaiknya. Ringgit dan baht juga masih menguat sekitar 2% secara bulanan.
Pasar saham Asia justru bergerak positif. Indeks MSCI saham negara berkembang Asia naik 0,3%, dipimpin oleh kenaikan indeks Bangkok (1,1%) dan Taipei (0,6%).
Baca Juga: Bursa Asia-Pasifik Menguat Kamis (29/5), Usai Pengadilan AS Blokir Tarif Trump
Di Korea Selatan, indeks melonjak hingga 1,8%, tertinggi dalam sembilan bulan, usai bank sentral menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Meski begitu, won tetap melemah 0,4%. Pasar Indonesia tutup karena libur nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News