Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada tahun ini terus memperlebar sayap bisnis mereka pada industri nikel. Teranyar, pada Agustus silam, HRUM melalui anak perusahaannya, PT Tanito Harum Nickel telah menambah kepemilikannya di perusahaan smelter nikel Infei Metal Industri (IMI), menjadi sebesar 39,2%.
Selain itu, pada Mei lalu, HRUM juga telah merogoh kocek hingga US$ 45,03 juta untuk menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tambang nikel asal Australia, Nickel Mines Limited. Alhasil, per 12 Mei 2021, HRUM memiliki 6,737% dari seluruh modal ditempatkan dalam Nickel Mines Limited.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, aksi tersebut memang membuat laba HRUM mengalami penurunan karena adanya perhitungan nilai wajar kembali atas Nickel Mines Ltd tersebut.
Asal tahu saja, HRUM mencatatkan kerugian bersih sebesar US$ 7,3 juta pada kuartal II-2021. Kerugian tersebut lantaran adanya kenaikan beban lainnya yang sebesar US$ 11,01 juta atau naik 126% secara year on year.
Baca Juga: Lini bisnis terus tumbuh, simak rekomendasi saham ASSA dari BRIDanareksa Sekuritas
“Beban ini berasal dari perhitungan nilai wajar kembali atas Nickel Mines Ltd karena sahamnya saat itu mengalami penurunan. Tapi, ketika kinerja perusahaan nikel tersebut membaik, maka HRUM juga akan ikut diuntungkan,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (14/9).
Apalagi, Sukarno menyebut saat ini HRUM juga berpotensi mendapat dorongan positif untuk kinerjanya seiring harga batubara yang masih tinggi. Menurutnya, pendapatan HRUM akan tumbuh, sementara laba bersihnya juga berpeluang tumbuh selama tidak ada beban-beban yang naik signifikan.
Senada, analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam risetnya pada 13 September menuliskan, pada kuartal III-2021, HRUM akan mengalami kenaikan pada produksi dan volume penjualan seiring dengan kondisi cuaca yang mulai membaik pada periode ini. Secara historis, paruh kedua memang menjadi momen emiten batubara untuk menggenjot produksinya.
“Apalagi, penjualan pertama dari tambang Mahakam Sumber Jaya (MSJ) telah berhasil dipasarkan ke Jepang pada paruh pertama kemarin, dan diproyeksikan jumlahnya akan lebih banyak di semester II-2021 ini,” tulis Thomas dalam risetnya.
Baca Juga: Indeks Transportasi dan Logistik menghijau, analis rekomendasikan saham-saham ini
Oleh karena itu, Thomas meyakini HRUM sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai target produksi di tahun ini yang sebesar 3,5 juta - 4 juta ton batubara. Adapun, sepanjang enam bulan pertama di tahun ini, total produksi HRUM baru mencapai 1,57 juta ton atau turun 5,1% secara year on year.
Lebih lanjut, Thomas juga melihat upaya pihak manajemen HRUM yang terus merambah sektor nikel juga akan menjadi katalis positif ke depannya. Ia mengekspektasikan HRUM pada tahun ini akan kembali meningkatkan kepemilikannya di Infei Metal Industry (IMI) menjadi sekitar 51% pada akhir tahun ini.