kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.165   35,00   0,22%
  • IDX 7.054   70,33   1,01%
  • KOMPAS100 1.054   13,86   1,33%
  • LQ45 829   11,75   1,44%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 423   6,45   1,55%
  • IDXHIDIV20 509   7,25   1,44%
  • IDX80 120   1,59   1,34%
  • IDXV30 125   0,66   0,53%
  • IDXQ30 141   1,87   1,34%

Masih jalani restrukturisasi utang, Bakrie Telecom getol cari duit


Jumat, 06 Juli 2018 / 16:31 WIB
Masih jalani restrukturisasi utang, Bakrie Telecom getol cari duit
ILUSTRASI. RUPS PT Bakrie Telecom Tbk


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah proses restrukturisasi utang, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masih berusaha mencari pemasukan.

Maklum, sejak bisnis intinya di jasa telekomunikasi berbasis CDMA tutup, praktis BTEL membukukan kerugian.

Tahun ini, BTEL menjajal peruntungan di bisnis layanan telekomunikasi untuk gedung-gedung tinggi (high rise building).

"Saat ini pemasukan kami semuanya dari sana," ujar Aditya Irawan, Chief Financial Officer BTEL, Jumat (6/7).

Di bisnis ini, BTEL menjajakan layanan dan penyediaan infrastruktur telekomunikasi. "Sederhananya kami jadi makelarnya Telkom," kata Aditya.

Layanan yang ditawarkan antara lain infrastruktur teknologi informasi, sistem email, jasa pemeliharaan kabel fiber optic, fleet management hingga layanan contact center.

Per kuartal I-2018, layanan ini membukukan pendapatan sebesar Rp 2,2 miliar. Sayang, manajemen enggan membeberkan berapa target pertumbuhan pendapatan di tahun ini.

"Itu nanti lebih lengkap saat public expose tahunan, bulan Agustus akan dijelaskan," kata Aditya.

Tapi, Bakrie tetap mencatatkan kenaikan modal neto dari Rp 14,15 miliar pada kuartal I-2017 menjadi Rp 14,33 miliar di kuartal I tahun ini.

Untungnya, rugi bersih pada kuartal I-2018 masih bisa terpangkas menjadi Rp 174,97 miliar dari kerugian tahun lalu sebesar Rp 190,81 miliar.

Ke depan perusahaan menjajaki model bisnis lainnya, yakni penyewaan tower untuk layanan televisi digital.

Manajemen menyebut ada potensi bisnis penyewaan tower sebanyak 1.500 dari peralihan siaran televisi analog menuju digital. Nilai bisnisnya bisa mencapai Rp 120 miliar per televisi dengan masa kontrak 10 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×