Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Laba dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tercatat juga menurun sebesar 40% menjadi Rp 3,1 triliun. Penurunan ini disebabkan penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat melemahnya harga batu bara.
Penurunan di segmen pertambangan itu disebabkan, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mencatatkan penurunan laba bersih hingga 38% menjadi Rp 5,3 triliun.
Adapun anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 11% menjadi 7,1 juta ton, termasuk penjualan 1,2 juta ton coking coal. Akan tetapi, kinerja bisnisnya juga terdampak harga batu bara yang lebih rendah. Anak usaha UNTR yang lain, PT Agincourt Resources, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 16% menjadi 256.000 ons.
Di sisi lain, anak usaha UNTR lainnya PT Acset IndonusaTbk (ACST), melaporkan rugi bersih sebesar Rp 753 miliar terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya pekerjaan konstruksi selama masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pasar mulai pulih, penjualan alat berat United Tractors (UNTR) naik di September 2020
Sementara itu, penjualan alat berat Komatsu tertekan 54% menjadi 1.191 unit. Adapun pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.
Adapun dari kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara mencatatkan penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 16% menjadi 631 juta bank cubic meters dan penurunan produksi batu bara sebesar 12% menjadi 85 juta ton.
Dari bisnis agribisnis, kontribusi laba bersih mencapai Rp 464 miliar. Jumlah ini meningkat signifikan karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.
Baca Juga: Dirut Astra Agro Lestari lebih pilih mencuci tangan daripada pakai hand sanitizer