Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga perak dan emas bergerak volatile belakangan. Kedati demikian, aset safe haven ini diproyeksi dalam tren bullish tahun depan.
Berdasarkan Trading Economics, harga emas berada di level US$ 2.657 per ons troi pada akhir November. Level ini naik 0,72% secara harian. Tetapi jika dilihat dalam sebulan terakhir harganya turun 3,24%.
Sementara harga perak berada di US$ 30,61 per ons troi. Dalam sehari harganya menguat 1,22%. Tetapi dalam sebulan merosot 6,29%.
Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com. Wahyu Tribowo Laksono memproyeksi kedua aset safe haven tersebut masih potensial bullish. Pemicunya adalah peluang pelonggaran moneter Federal Reserve berupa pemotongan suku bunga acuan, serta stimulus China pada 2025.
Baca Juga: Harga Logam Mulia Cenderung Melandai di Tahun Depan
"China masih serius menopang ekonominya dengan stimulus luar biasanya. The Fed juga masih potensial melonggar dengan lanjutan pemangkasan bunga sehingga pro bursa Wall Street," katanya kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Ditambah lagi kepemimpinan baru presiden terpilih AS Donald Trump berpeluang memicu ketidakpastian ekonomi global, terutama melalui kebijakan luar negeri dan perdagangan yang lebih agresif.
Trump telah dikenal dengan kebijakan proteksionisme, termasuk tarif tinggi terhadap barang-barang impor. Ini bisa memperburuk ketegangan perdagangan, yang dapat memengaruhi aliran perdagangan global dan stabilitas ekonomi.
Baca Juga: Awal 2025, Harga Emas dan Perak Diproyeksi Naik Lebih Lambat Dipicu Sentimen Trump
Selain itu, Trump juga tidak terlalu mendukung kebijakan energi hijau, sehingga kendaraan listrik (EV) dan komoditas nikel bisa terancam.
Wahyu memperkirakan baik emas maupun perak akan berada dalam tren bullish. Untuk emas, Wahyu memproyeksi harganya bergerak di sekitar US$ 2.800 sampai US$ 3.000 pada awal tahun depan.
Sementara perak, Wahyu menilai pergerakannya pun masih potensi berlanjut menguat, setidaknya menguji level di kisaran US$ 35 sampai US$ 40 per ons troi.
Selanjutnya: 5 Tahun Beroperasi, LRT Jakarta Luncurkan Aplikasi LarataPay
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News