Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diperkirakan akan cenderung stabil di tengah wait and see investor jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Hal ini tercermin dari penurunan harga emas sepekan terakhir. Mengutip Bloomberg, pukul 18.41 WIB, harga emas ada di level US$ 2.740,55 per ons troi, naik 0,14% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 2.736,53 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas turun 0,07%.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, setelah kenaikan yang panjang dan mencapai level tertinggi (all time high/ATH) demi ATH, saat ini market cenderung wait and see untuk hasil pilpres AS.
Baca Juga: Harga Emas Spot Bertahan di US$2.734,79 Senin (4/110 Sore, Jelang Pemilu AS
Lukman menilai investor mengantisipasi kemenangan Trump yang berpotensi kembali memicu inflasi dan menurunkan prospek pemangkasan suku bunga the Fed. Terpantau imbal hasil obligasi AS terus naik hingga 4,386% beberapa hari menjelang pilpres AS.
"Emas berpotensi kembali terkoreksi apabila Trump menang, tetapi tren jangka panjang masih terus naik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).
Lukman menambahkan, selain potensi inflasi, kemenangan Trump juga berpotensi meningkatkan tensi dagang dan politik AS-China dan tensi AS-Eropa. Hal ini akan menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian yang mendukung harga emas.
Sementara apabila Harris menang, koreksi mungkin bisa juga terjadi tetapi tidak akan sebesar Trump.
Baca Juga: BPS Sebut Penurunan Suku Bunga The Fed Bikin Harga Emas Perhiasan Menanjak
"Emas akan kembali melanjutkan kenaikan seperti sebelumnya," sebutnya.
Dia melihat, harga emas pada akhir tahun ini apabila Harris menang di level US$ 2.800 - US$ 2.900. Sementara jika Trump menang direntang US$ 2.600 - US$ 2.750 per ons troi.
Karenanya, untuk investor yang ingin memburu emas saat ini dinilai masih bisa masuk. Namun, Lukman mengingatkan ada potensi koreksi lantaran beberapa support emas berada di US$ 2680, US$ 2.600 dan US$ 2.530.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News