Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan masih ada 47 perusahaan masuk ke daftar calon emiten yang akan menggelar initial public offering (IPO). Calon emiten yang masing mengantre untuk IPO mayoritas adalah perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar sebanyak 28 perusahaan.
Ada 16 perusahaan merupakan bisnis skala besar di atas Rp 250 miliar. Ada juga tiga perusahaan aset skala kecil, di bawah Rp 50 miliar.
Calon-calon emiten ini bergerak pada berbagai sektor. Menurut perincian BEI calon emiten ini sebanyak 5 emiten bergerak di sektor barang baku, 9 emiten sektor barang konsumsi nonprimer, 6 emiten sektor barang konsumsi primer, 2 emiten sektor energi, 2 emiten sektor finansial, 1 emiten sektor kesehatan, 4 emiten sektor industri, 3 emiten sektor infrastruktur, 5 emiten sektor properti dan real estate, 5 emiten sektor teknologi, dan 5 emiten sektor transportasi dan logistik.
Research & Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro mengatakan, sesuai dengan yang disampaikan OJK, total nilai emisi IPO sebesar Rp 61,71 triliun. Per Senin (8/5), ada empat emiten yang IPO yakni PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM), PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE), PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI), PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH).
"Pada pekan ini setidaknya ada dua lagi emiten yang akan IPO yakni PT Logistics International Tbk (MPXL) dan PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL)," kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (9/5).
Baca Juga: MPX Logistics International (MPXL) Menyasar Proyek di IKN
Nico mengatakan banyaknya perusahaan yang IPO menandakan perusahaan kembali gencar melakukan ekspansi. Salah satu caranya, perusahaan-perusahaan ini akan mencari dana di pasar modal melalui penerbitan saham.
Dia menyebut, sektor yang menarik adalah sektor konsumen primer. Pemulihan kondisi ekonomi dan musim kampanye pemilu dapat meningkatkan perputaran dana di masyarakat. Alhasil, pendapatan emiten sektor konsumen primer bisa naik.
Nico melihat, emiten pengangkutan logistik seperti MPXL akan lebih booming saat ekonomi global dibuka. Sedangkan SMIL yang bergerak di sektor perindustrian atau penyewaan alat berat akan tergantung pada permintaan industri-industri yang mendasarinya seperti pulp and paper, manufaktur elektronik, otomotif, barang konsumsi, dan logistik.
Baca Juga: Pilih-Pilih Pendatang Baru di Bursa
"Namun risikonya ada pada konsentrasi pendapatan yang hanya terfokus dominan pada jasa penyewaan alat berat. Ketika demand turun dari jasa penyewaan itu maka akan berkontribusi menurunkan performa bottom line," tutur dia.
Menurut Nico, calon emiten sektor konsumen primer, sektor transportasi perdagangan, dan sektor keuangan diprediksi akan menjadi yang paling prospektif. Dari sisi kinerja keuangan, investor lebih perlu menganalisis bagaimana kondisi fundamental seperti arus kas, pendapatan dan laba, tidak hanya dari besaran aset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News