Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa perang tarif terlewati, sektor telekomunikasi panen kenaikan pendapatan dan harga saham kompak melejit. Selama semester I 2019 sektor telekomunikasi kompak mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan perbaikan bottom line.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 7,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 69,34 triliun.
Sementara, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 10,96% secara tahunan menjadi Rp 12,26 triliun. Kompak, PT Indosat Tbk (ISAT) juga mencatatkan kenaikan pendapatan 11,08% menjadi Rp 12,29 triliun.
Baca Juga: Konsolidasi Operator Seluler Jalan di Tempat
Meningkatnya kinerja fundamental tiga emiten telko ini menggiring minat investor untuk mengoleksi saham sektor telekomunikasi. Tak heran bila harga sahamnya meroket.
Berdasarkan data RTI per Jumat (9/8) harga saham EXCL tumbuh 67,17% sejak awal tahun. Sementara, harga saham TLKM naik 13,60% pada periode yang sama. Sedangkan, harga ISAT naik paling tinggi sebesar 98,81% di periode yang sama.
Baca Juga: BRTI: Network Sharing akan dibahas lagi dengan operator
Chandra Pasaribu, Analis Yuanta Sekuritas Indonesia mengatakan, harga saham sektor telekomunikasi kompak terbang karena didukung fundamental kinerja keuangan yang membaik. Salah satu faktor utama pendongkrak kinerja adalah meningkatnya pendapatan karena perang harga di industri halo-halo sudah lewat. "Penerapan tarif data di industri telekomunikasi sedang konsolidasi," kata Chandra, Jumat (9/8).
Ke depan, Chandra memproyeksikan persaingan antara operator telepon akan lebih rasional sehingga kecil risiko perang tarif untuk muncul kembali. Alhasil, Chandra optimistis cashflow emiten sektor ini akan jauh lebih baik dan memiliki kesempatan untuk mencetak pertumbuhan laba yang lebih tinggi.
Risiko perang tarif Chandra proyeksikan kecil kemungkinannya untuk terjadi karena juga didukung volume permintaan data internet yang terus tumbuh.
Baca Juga: Pendapatan Indosat Ooredoo (ISAT) mencapai Rp 12,3 triliun di semester I 2019
"Sebagian operator terus menaikkan capex, dengan demand yang tinggi maka kapasitas yang bertambah akan bertemu dengan permintaan yang cukup dan operator jadi tidak terpancing untuk melakukan price war," kata Chandra.
Di antara perusahaan operator besar, Chandra menjagokan TLKM karena memiliki kinerja keuangan yang paling sehat dibandingkan kompetitor. Di urutan kedua, Chandra juga melihat EXCL menarik karena memiliki perkembangan bisnis dan mulai menuai dan mempertebal laba bersih. Sementara, Chandra memandang ISAT masih tersandung rugi Rp 331 miliar hingga semester I 2019.
Baca Juga: Validasi IMEI, begini gambaran biaya yang harus dikeluarkan operator telekomunikasi
Chandra merekomendasikan buy TLKM di Rp 4.750 per saham dan EXCL di Rp 4.000 per saham.
Sementara, Ranjan Sharma Analis JPMorgan Sekuritas menjagokan TLKM dan EXCL di sektor telekomunikasi. Ranjan memproyeksikan kedua emiten tersebut mampu meningkatkan jumlah pelanggan dan pendapatan dari market share yang meluas.
Ranjan mencatat pendapatan jasa wireless untuk tiga operator besar meningkat 1% di kuartal I 2019. Pembagiannya, EXCL catatkan pertumbuhan 90 basis point (bps) di kuartal I 2019. Sementara, TLKM catatkan pertumbuhan 180 bps pelanggan dan hanya ISAT yang mengalami penurunan jumlah pelanggan.
Baca Juga: Ini cara XL Axiata (EXCL) dan Smartfren Telecom (FREN) menggaet pelanggan
"Pandangan kami TLKM dan EXCL memiliki posisi terkuat untuk panan pertumbuhan data dengan meningkatnya market share di tengah perbaikan harga data," kata Ranjan dalam riset 21 Mei 2019.
Ranjam merekomendasikan overweight untuk TLKM dan EXCL di target harga Rp 4.600 per saham dan Rp 3.500 per saham. Ranjam memproyeksikan pendapatan TLKM tumbuh 9,3% ke Rp 143,06 triliun di akhir tahun dari Rp 130,78 triliun di tahun lalu. Sementara pendapatan EXCL tumbuh 8,4% ke Rp 24,87 triliun dari Rp 22,939 triliun di tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News