Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Ke depan, Chandra memproyeksikan persaingan antara operator telepon akan lebih rasional sehingga kecil risiko perang tarif untuk muncul kembali. Alhasil, Chandra optimistis cashflow emiten sektor ini akan jauh lebih baik dan memiliki kesempatan untuk mencetak pertumbuhan laba yang lebih tinggi.
Risiko perang tarif Chandra proyeksikan kecil kemungkinannya untuk terjadi karena juga didukung volume permintaan data internet yang terus tumbuh.
Baca Juga: Pendapatan Indosat Ooredoo (ISAT) mencapai Rp 12,3 triliun di semester I 2019
"Sebagian operator terus menaikkan capex, dengan demand yang tinggi maka kapasitas yang bertambah akan bertemu dengan permintaan yang cukup dan operator jadi tidak terpancing untuk melakukan price war," kata Chandra.
Di antara perusahaan operator besar, Chandra menjagokan TLKM karena memiliki kinerja keuangan yang paling sehat dibandingkan kompetitor. Di urutan kedua, Chandra juga melihat EXCL menarik karena memiliki perkembangan bisnis dan mulai menuai dan mempertebal laba bersih. Sementara, Chandra memandang ISAT masih tersandung rugi Rp 331 miliar hingga semester I 2019.
Baca Juga: Validasi IMEI, begini gambaran biaya yang harus dikeluarkan operator telekomunikasi
Chandra merekomendasikan buy TLKM di Rp 4.750 per saham dan EXCL di Rp 4.000 per saham.