kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Martin Panggabean: Covid-19 akan ubah struktur industri dunia


Senin, 13 April 2020 / 06:10 WIB
Martin Panggabean: Covid-19 akan ubah struktur industri dunia
ILUSTRASI. Martin Panggabean - ekonom, Dosen Pasca Sarjana Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak negara masih berjuang melawan wabah Covid 19. Penularan yang begitu cepat membuat berbagai upaya penutupan wilayah terus berlangsung. Sudah tentu semua ini membuat semua kegiatan ekonomi terganggu. Banyak riset mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia pun akan menjadi negatif. 

Apa yang akan terjadi dengan perekonomian dunia dengan pertumbuhan negatif? Apa yang akan terjadi di Indonesia? Berikut wawancara khusus KONTAN dengan Martin Panggabean Dosen Program Studi Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Katolik Atma Jaya.

Baca Juga: The Fed: Jalan panjang dan sulit mengadang pemulihan ekonomi AS dari dampak corona

Apa yang Anda lihat dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi tahun ini akan menjadi negative growth?

Wabah Covid-19 ini akan mengubah struktur produksi dunia. Dan kalau kita sudah berbicara tentang perubahan struktur produksi, termasuk di antaranya lokasi produksi, maka kita tidak bisa berbicara jangka pendek.

Semua akan berubah secara drastis. Misalnya yang paling gampang saya tidak lagi melihat China sebagai pusat manufaktur dunia di mana semua negara barat menaruh semua produksinya di China. 

Tapi mereka sekarang belajar, ada beberapa hal yang mereka harus produksi sendiri, tidak boleh 100% semua ditaruh di China. Karena kalau China seperti ini lagi maka semua negara akan bermasalah lagi kan.

Jadi pertama, kalau dulu mereka offshore sekarang onshore. Kedua  kalau perusahaan ingin diversifikasi aktivitas produksinya, maka sebenarnya kalau mereka tidak ke China, mereka harus melihat negara-negara lain termasuk Indonesia. 

Nah Indonesia harus bisa menyiapkan diri, mau memproduksi apa. Jadi itu sendiri saya belum pernah lihat pemerintah membicarakan hal ini.

Misalnya, untuk manufaktur persisnya apa sih yang mau kita andalkan? Apa kekuatan kita? Produksi-produksi apa yang bisa kita lakukan? Ini pasti akan terjadi, mereka enggak akan terus-terusan di China lagi kok.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×