Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,57% ke level 4.862,07 pada Rabu (7/5). Pergerakan IHSG ini berbeda arah dengan Bursa Asia. Terlihat indeks MSCI Asia Pacific turun 1.5% ke level 136.91.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat mengatakan, investor menanti keputusan Bank Indonesia terkait BI Rate. "Prediksinya dipertahankan karena masih ada indikasi inflasi," ujarnya.
Sementara dari luar, konflik Ukraina semakin memanas sehingga memunculkan adanya potensi perang saudara. Hal ini membuat nilai mata uang dollar Amerika terhadap Yen Jepang turun.
Sedangkan keputusan Gubernur The Fed, Janet Yellen untuk mempertahankan sikap lunak terhadap pengambilan keputusan, menurut Lanjar menjadi salah satu kemungkinan penguatan dollar terhadap rupiah.
Bursa Asia, lanjut Lanjar memerah salah satunya dipengaruhi oleh data Services PMI China yang menurun. "Ini membuat indeks saham China turun," imbuhnya. Selanjutnya, investor bisa mencermati pembahasan suku bunga di Eropa.
Analis Danpac Sekuritas, Teuku Hendry Andrean menambahkan, investor menunggu hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan umum legislatif yang pada tanggal 9 Mei 2014.
"Kemungkinan Capres yang disukai pasar yakni Joko Widodo akan mengumumkan cawapresnya," kata Hendry. Pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang melambat juga menjadi perhatian bagi investor meski dalam jangka pendek.
Secara teknikal, analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Benardi Dannadri mengatakan IHSG cenderung bergerak flat dalam jangka menengah. Sedangkan dalam jangka pendek, IHSG berpotensi naik. "MACD bearish di area positif, sedangkan ADX line flat," paparnya.
Kamis (8/5) Bennadri menebak IHSG menguat dan bergerak pada kisaran 4.856 - 4.896. Lanjar menduga IHSG naik dan bergerak pada rentang 4.837 - 4.900. Hendry pun memperkirakan IHSG naik dan bergerak pada rentang 4.836-4.886.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News