Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
"Dengan tidak adanya jenis kontrak yang terlalu dominan, PTPP dapat mempertahankan ritme pertumbuhan kontrak baru, meski terjadi perlambatan di suatu jenis kontrak," kata Faozan.
Senada, analis Samuel Sekuritas Akhmad Nucahyadi mengatakan, PTPP memiliki diversifikasi proyek dan risiko yang lebih rendah. PTPP tidak memiliki porsi yang signifikan pada proyek pemerintah dan juga eksposur rendah pada jenis proyek turnkey. "Hal ini menjadi indikasi sekaligus benefit pada posisi kebutuhan pendanaan dan posisi keuangan serta arus kas PTPP di kuartal berjalan," kata Akhmad dalam riset, Senin (2/10).
Akhmad mencatat, perseroan ini memiliki eksposur pada kontrak pemerintah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan eksposur terbesar berasal dari swasta dan BUMN mencapai 86,4%.
Agar kinerja semakin optimal, Faozan mengatakan, ke depan PTPP dapat konsisten memperbesar segmen EPC dengan memanfaatkan momentum pembangunan infrastruktur di sektor energi, seperti pembangkit listrik. "PTPP terutama dapat memanfaatkan proyek pembangkit listrik berkapasitas kecil 100 MHW," kata Faozan.
Menurut dia, tantangan PTPP ke depan adalah bagaimana mengelola tingkat utang. Faozan mencatat, total utang PTPP pada kuartal II-2017 mencapai Rp 6,8 triliun, atau hampir dua kali lipat dibanding dua tahun lalu, yakni Rp 3,6 triliun. "Peningkatan utang dapat memicu kenaikan biaya bunga dan menekan laba bersih," ujar Faozan.
Namun, Faozan melihat ada banyak katalis positif yang membayangi kinerja PTPP ke depan. Terutama apabila PTPP dapat mengelola pendanaan eksternal dengan lebih efisien. Faozan merekomendasikan buy saham PTPP dengan target harga Rp 4.060 per saham.
Akhmad juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 4.150 per saham. Alasannya, dibandingkan dengan pesaingnya, PTPP memiliki posisi keuangan yang lebih kuat. "Posisi kas di akhir tahun lalu hingga semester I-2017 tercatat di atas rata-rata emiten konstruksi BUMN dan swasta yang masuk dalam coverage kami," kata Akhmad. Hingga akhir tahun, Akhmad memproyeksikan pendapatan PTPP Rp 25,18 triliun dengan laba bersih Rp 1,3 triliun.
Kompak, analis Phillip Sekuritas Indonesia Yehuda Anthony Harahap, dalam riset 1 Agustus, merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.986 per saham. Kemarin, harga PTPP sebesar Rp 2.430 per saham, naik 5,19% dari hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News