kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marga Lingkar Jakarta punya utang jatuh tempo Rp 200 miliar, Pefindo beri rating AAA


Kamis, 13 Agustus 2020 / 07:00 WIB
Marga Lingkar Jakarta punya utang jatuh tempo Rp 200 miliar, Pefindo beri rating AAA


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lalu lintas jalan tol yang tengah sepi tidak membuat prospek pembayaran utang PT Marga Lingkar Jakarta (MLJK) melemah. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai Marga Lingkar Jakarta memiliki dana yang cukup untuk membayar utang jatuh tempo dalam waktu dekat. 

Untuk itu, Pefindo menegaskan peringkat Marga Lingkar Jakarta (MLJK) di level idAAA(sf) untuk Obligasi I Tahun 2017 PT Marga Lingkar Jakarta (MLJK). Obligasi ini diterbitkan dalam lima seri dengan tanggal jatuh tempo yang berbeda yaitu tahun 2020 sebesar Rp 200 miliar dan Rp 217 miliar pada tahun 2022. 

Baca Juga: Progres pembangunan jalan tol Cibitung-Cilincing capai 74%

Seri yang lain, Marga Lingkar Jakarta memiliki utang jatuh tempo pada tahun 2024 senilai Rp 299 miliar, Rp 320 miliar pada 2027 dan tahun 2029 senilai Rp 464 miliar. 

Analis Pefindo, Niken Indriasih dan Gifar Indra Sakti dalam rilis 12 Agustus 2020 menjelaskan, sejak bulan Mei 2020, MJLK telah mencadangkan dana untuk melunasi obligasi sebesar Rp 200 miliar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 8 November 2020. 

Hal ini tercermin dari dana ditetapkan penggunaannya sebesar Rp 325,4 miliar per 30 Juni 2020. Dana yang dicadangkan tersebut untuk melunasi obligasi dan membayar bunga untuk 12 bulan ke depan. Per 30 Juni 2020, MJLK juga memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 164,0 miliar.

Pefindo menjelaskan, efek utang dengan peringkat idAAA memiliki peringkat paling tinggi yang diberikan oleh Pefindo. Peringkat mencerminkan struktur transaksi obligasi yang kuat, ekonomi area layanan proyek yang baik sebagai bagian dari jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), dan pengelolaan operasional yang baik. 

Baca Juga: Bayar obligasi yang jatuh tempo, Jasa Marga (JSMR) akan terbitkan obligasi Rp 4,5 T

Peringkat Marga Lingkar Jakarta dibatasi oleh risiko volatilitas volume lalu lintas jalan tol dan leverage keuangan yang tinggi. Pefindo akan menurunkan rasio kecukupan dana layanan utang MLJK dihitung dari EBITDA dan kas awal tahun termasuk dana ditetapkan penggunannya dibagi dengan pembayaran bunga dan pelunasan obligasi pada tahun berjalan. 

Angka ini lebih rendah dari 2 kali pada tiap akhir tahun secara berkelanjutan. Hal ini bisa terjadi akibat penurunan EBITDA secara signifikan karena kombinasi dari penurunan volume lalu lintas JORR atau pemulihan volume lalu lintas yang lebih lambat dari yang diharapkan. Selain itu, Pefindo menilai penyesuaian tarif tol akan lebih rendah atau lebih lama dari yang diharapkan atau diproyeksikan pada akhir September 2020. 

"Kami juga dapat menurunkan peringkat MLJK jika gagal memenuhi struktur transaksi yang dipersyaratkan," kata Niken dan Gifar. Walaupun rasio tersebut ada kemungkinan sedikit kurang dari 2x dalam jangka pendek hingga menengah. 

Baca Juga: Akan Merilis KIK-EBA Syariah dan Dinfra, Jasa Marga (JSMR) Cari Duit Rp 3 Triliun

"Kami masih mempertahankan peringkat karena kami memandang kemungkinan rasio kurang dari 2x diproyeksikan terjadi satu kali setelah pelunasan obligasi kedua," jelas Niken dan Gifar. Namun, Pefindo akan lebih memantau kinerja dalam jangka pendek, terutama jika pandemi Coronavirus (COVID-19) berkepanjangan mengakibatkan pembatasan sosial berskala besar jilid kedua. 

Penurunan volume lalu lintas JORR serta tidak ada ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir menjadi faktor risiko bagi Marga Lingkar Jakarta. Tapi penurunan volume lalu lintas membuat pendapatan MLJK, turun 22,7% secara tahunan pada paruh pertama tahun 2020. 

Meski begitu, Pefindo melihat ada peningkatan secara bertahap sejak bulan Mei 2020. MLJK mengoperasikan jalan tol JORR W2 Utara sepanjang 7,67 kilometer (km) untuk seksi Ulujami-Kebon Jeruk, melalui perjanjian konsesi dengan Badan Pengatur Jalan Tol, yang berakhir pada akhir tahun 2044. 

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) berencana menghimpun dana Rp 3 triliun di akhir tahun

Jalan tol JORR W2 Utara telah beroperasi sejak Juli 2014, sehingga tidak ada risiko konstruksi. Sejak tahun 2009, MLJK merupakan entitas anak dari PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang merupakan operator jalan tol terkemuka di Indonesia dengan 42 tahun pengalaman sejak berdiri tahun 1978. 

Pada akhir bulan Juni 2020, pemegang saham MLJK adalah PT Jasa Marga Tbk 65% dan PT Jakarta Marga Jaya 35%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×