kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Tren Naik, Analis Sarankan Beli Saham Blue Chip Bank yang Dijual Investor Kakap


Jumat, 24 November 2023 / 07:15 WIB
Harga Tren Naik, Analis Sarankan Beli Saham Blue Chip Bank yang Dijual Investor Kakap
ILUSTRASI. Harga Tren Naik, Analis Sarankan Beli Saham Blue Chip Bank yang Dijual Investor Kakap


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi beli saham bank blue chip. Saham bank blue chip ini banyak dijual oleh investor besar. Namun, belakangan harga saham bank blue chip tersebut mulai tren naik. 

Saham blue chip adalah saham lapis satu bursa efek yang biasanya memiliki nilai kapitalisasi pasar besar, dari ratusan triliun hingga ribuan triliun rupiah.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip dikelompokkan dalam Indeks LQ45. Saham bank blue chip di BEI antara lain BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ARTO, BRIS dan BBTN.

Nah, belakangan ini setidaknya ada empat investor besar yang mengurangi kepemilikan saham mereka di saham bank 4 besar.

Pertama, FMR LLC (Fidelity Investments) sejak kuartal IV-2022, FMR LLC tercatat menambah investasinya di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hingga kuartal III-2023, FMR LLC punya 1.936.297.576 saham, dari sebelumnya 1.590.201.404 saham pada akhir kuartal III-2022.

Sejak awal tahun 2023, Fidelity juga terus menambah porsi kepemilikan di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Namun, sejak kuartal III-2023, angkanya terus turun menjadi 2.310.869.204 saham di akhir kuartal III dan sampai kuartal IV (berjalan) ini, kepemilikannya tinggal 2.310.515.742 saham.

Kedua, JP Morgan. Investor ini aktif menambah porsi kepemilikan sahamnya di BBRI sejak awal 2023. Namun, sama seperti Fidelity, sejak kuartal III-2023, investasinya di BBRI terus menurun. 

Di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), JP Morgan terus memangkas porsi kepemilikannya juga. Jika di akhir 2022 dia punya 109.160.600 saham, kini hanya 44.072.600, turun lebih dari separuhnya.

JP Morgan juga terus memangkas kepemilikan sahamnya di BBCA sejak 2022. Dari posisi akhir kuartal III-2022 sebanyak 2,19 miliar saham, kini menjadi tinggal 1,53 miliar saham.

Ketiga, BlackRock Inc, sejak kuartal IV-2022, BlackRock menambah investasinya di BBCA hingga akhir Q2 2023. Namun, sejak kuartal III-2023, Blackrock terus memangkas investasinya di BBCA hingga kini menjadi 1.979.088.575 saham.

Keempat, Aberdeen. Sejak akhir 2022, Aberdeen aktif menambah kepemilikan sahamnya di BBNI yang saat itu berjumlah 12.657.400 saham. Sampai akhir kuartal III-2023, nilainya berjumlah 38.888.400 saham. Sampai sekarang, posisinya naik dua kali lipat menjadi 67.629.000 saham.

Namun berbanding terbalik dengan penempatan investasi Aberdeen di kuartal IV-2022 sebanyak 478.118.901 saham, dan kini terpangkas separuhnya menjadi 222.001.426 saham.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, mengatakan investor kakap tersebut tidak ada aksi jual, mereka hanya mengurangi kepemilikannya secara serempak, tidak hanya satu dua saham.

"Semua saham mereka jual namun tidak mereka jual seluruhnya, melainkan hanya sebagian. Jadi mereka itu kemungkinan mempertimbangkan kondisi pasarnya bukan kondisi emitennya," ungkap Teguh kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).

Sektor perbankan sendiri masih memiliki kinerja yang positif. Teguh menegaskan pengurangan kepemilikan saham tersebut murni karena sentimen pemilu yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Saham Blue Chip Ini Keluar Dari 10 Besar Market Cap BEI, Investor Pilih Beli / Jual?

"Mungkin mereka melihat prospek Indonesianya yang kurang bagus, sehingga mereka memutuskan keluar dulu sejenak. Mereka lebih melihat situasi politik di dalam negeri," kata Teguh.

Tentunya terdapat imbas ke harga saham di beberapa emiten perbankan yang saat ini sahamnya telah dilepas oleh investor tersebut, namun dampaknya tidak mempengaruhi kinerja mereka.

Dari kejadian ini, Teguh mengatakan bahwa inilah kesempatan bagi investor retail bisa dijadikan kesempatan untuk masuk, karena dana asing tersebut tidak keluar secara keseluruhan.

"Jadi penurunan harga saham ini bisa dijadikan kesempatan investor retail untuk masuk, karena dana asing keluar tapi tidak keluar total mereka cuma wait and see atau melakukan strategi yang wajar. Artinya mereka masih mengincar untuk masuk lagi," tuturnya.

Selain itu, Teguh mencermati bahwa pasar modal di Indonesia tidak lagi didominasi oleh sektor perbankan. Meskipun begitu, hal tersebut akhirnya akan mereda. Saham-saham blue chip perbankan masih diprediksi akan naik lagi.

Teguh merekomendasikan buy pada saham BBNI dan BBRI dengan target harga Rp 5.500 per saham, dan BBCA dengan target harga Rp 9.000 per saham.

Sempat mengalami pelemahan, harga saham BBCA ditutup naik pada perdagangan Kamis 23 November 2023 di level 8.925, naik 50 poin atua 0,56%. Namun tren kenaikan harga saham BBCA ini belum mampu menutupi pelemahan dalam perdagangan 5 hari terakhir yang terakumulasi mencapai 100 poin atau 1,11%.

Pada perdagangan Kamis 23 Novemebr 2023, harga saham BBNI ditutup di level 5.150, naik 75 poin atau 1,48% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BBNI terakumulasi naik 200 poin atau 4,04%.

Itulah rekomendasi saham bank blue chip yang perlu dicermati untuk perdagangan hari ini, Jumat 24 November 2023. Ingat, segala risiko investasi saham atas rekomendasi di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×