kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manajer investasi proyeksikan sentimen negatif dari perang AS-Iran hanya sementara


Rabu, 08 Januari 2020 / 16:52 WIB
Manajer investasi proyeksikan sentimen negatif dari perang AS-Iran hanya sementara
ILUSTRASI. Layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12/2019).


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

"Harga minyak naik, instrumen saham dan obligasi perlu diwaspadai akan terjadinya koreksi harga," kata Soni. 

Senada, Susanto mengatakan apabila harga minyak terus naik secara signifikan maka inflasi berpotensi naik. Hal ini berpotensi membuat porsi investasi di obligasi tenor panjang jadi berkurang. 

Susanto menyarankan investor juga mengurangi investasi di emiten yang membutuhkan bahan baku yang harganya berkorelasi positif dengan harga minyak. 

Saat kondisi geopolitik sedang runyam, Soni menyarankan bagi investor untuk mengindari risiko (risk averse) dengan menempatkan dana investasinya di instrumen pasar uang terlebih dulu selama beberapa bulan sampai ketegangan geopolitik berhenti. 

"Setelah perang usai, silakan masuk ke saham kembali," kata Soni. 

Baca Juga: Analis: Kenaikan harga minyak dunia bersifat situasional dan jangka pendek

Susanto juga menyarankan investor perlu memonitor perkembangan perang AS dan Iran. Apabila perang meluas ke negara lain akan menimbulkan sentimen negatif tambahan. Namun, apabila perang hanya terfokus di negara Iran, maka seharusnya sentimen negatif akan perlahan mereda. 

Di satu sisi, instrumen emas jadi makin mengilap saat perang terjadi. Harga emas terus naik karena menjadi aset safe haven. Alhasil, emiten produsen emas bisa ikut menarik untuk dikoleksi. 

Menurut Soni, instrumen emas saat ini menarik untuk dikoleksi untuk jangka waktu sementara. Alasannya, emas tidak akan menghasilkan dividen dan tidak akan tumbuh berkembang karena hanya terpengaruh demand dan supply saja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×