Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) optimistis dengan proyeksi pertumbuhan penjualan 2025 minimal di kisaran high single digit hingga double digit. Namun hal itu akan dipengaruhi sejumlah hal seperti permintaan dan hal lainnya.
Patricia Gabriela, Senior Equity Analyst PT BNI Sekuritas mengatakan, BNI Sekuritas mencatat pada Q1 2025, kinerja SIDO mengalami pelemahan yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Seperti Lebaran yang jatuh lebih awal dan shorter trading days di bulan Februari, pembatasan logistik yang diperpanjang hingga 16 hari sejak 24 Maret (lebih awal dibandingkan tahun lalu di bulan April), dan mobilitas yang lebih rendah selama Lebaran.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Lanjutkan Buyback Saham, Cermati Rekomendasi Analis
Hal ini yang berdampak pada konsumsi regional dan konsumsi impulsif, khususnya untuk produk herbal & pharmacy.
"Perusahaan tetap optimis dengan target tersebut. Meski demikian, BNI Sekuritas melihat terdapat potensi perusahaan tidak dapat mencapai target tersebut, melihat pelemahan daya beli masyarakat yang masih berlangsung," ujar Patricia kepada Kontan, Senin (7/7).
Patricia menambahkan, untuk semester II-2025, perusahaan berencana untuk memperkenalkan produk herbal on-the-go, minuman fungsional, dan format minuman herbal yang dimodernisasi untuk menargetkan konsumen Gen Z.
"Peningkatan penjualan ekspor juga diharapkan dapat memberikan penopang pada pelemahan permintaan domestik, walau kontribusi relatif rendah di 12%," ucap Patricia.
Adapun, SIDO disebut tengah menyiapkan strategi ekspansi pasar domestik dan ekspor, peluncuran produk baru, serta penguatan distribusi yang didukung investasi platform digital. BNI Sekuritas melihat strategi tersebut merupakan langkah positif yang berpotensi mendukung pemulihan kinerja SIDO kedepan.
Baca Juga: Harga Saham Sido Muncul (SIDO) Terus Melemah, Ini Rekomendasi dari Analis
Menurut BNI Sekuritas, beberapa sentimen penting yang perlu diperhatikan untuk mencermati kinerja SIDO. Seperti pemulihan permintaan konsumen dan pricing power perusahaan di akhir tahun.
"Mengingat pelemahan permintaan domestik yang masih berlangsung dan lemahnya kondisi 1Q25, BNI Sekuritas merekomendasikan HOLD pada saham SIDO, dengan target harga Rp450," terang Patricia.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan mengatakan, penurunan pendapatan dan laba bersih, dipengaruhi segmen jamu dan suplemen yang tertekan berat (–42% yoy) karena penurunan permintaan. Serta distribusi yang terhambat karena ada perubahan jadwal ramadhan & lebaran di Q1.
Dengan asumsi pemulihan performa segmen herbal & ekspor, David menilai target pertumbuhan SIDO yakni 10% terlihat realistis dan bahkan bisa terlampaui.
David menyebut, penguatan distribusi & digitalisasi memperbaiki efisiensi biaya pemasaran. Memperkuat jaringan ekspor untuk meningkatkan margin lebih tinggi dan mendorong pertumbuhan top line.
Baca Juga: SIDO Lanjutkan Buyback Saham, Begini Rekomendasi Analis
Namun, yang perlu di perhatikan adalah harga bahan baku dan kecenderungan inflasi, apakah mempengaruhi margin. Kinerja ekspor & pertumbuhan pasar luar negeri (Malaysia, Filipina, dan lainnya). Serta hasil peluncuran produk baru—apakah mendapat respons positif pasar.
Dengan demikian, David memproyeksikan fundamental pulih dengan target pertumbuhan 10%–15% pendapatan & laba bersih; strategi ekspansi dan digital mendukung.