Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan kinerja keuangan sepanjang tahun 2023. Multi sektor holding dari Grup Bakrie ini mengklaim telah memiliki postur neraca keuangan yang lebih ramping dan sehat.
Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk Roy Hendrajanto M. Sakti mengungkapkan capaian itu terutama ditopang oleh penyelesaian kewajiban derivatif kepada Glencore International sebesar US$ 854,7 juta atau setara Rp 13,1 triliun.
Dengan penyelesaian utang ini, BNBR memiliki rasio debt to equity yang lebih baik dari tahun sebelumnya Rp 12,08 triliun atau 10,44x, menjadi Rp 589,27 miliar atau 1,67x pada tahun 2023.
“Dengan demikian, kondisi neraca Perusahaan menjadi lebih ramping dan sehat sehingga diharapkan ke depan BNBR bisa melesat lebih cepat dari sebelumnya,” kata Roy melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/3).
Baca Juga: Laba Bersih Bakrie & Brothers (BNBR) Turun 10,77% Jadi Rp 237,46 Miliar pada 2023
Merujuk laporan keuangan yang rilis di Bursa Efek Indonesia, Rabu (13/3) malam, BNBR mengantongi pendapatan neto senilai Rp 3,76 triliun sampai akhir tahun 2023. Meningkat 3,86% dibandingkan capaian tahun 2022 yang sebesar Rp 3,62 triliun.
Pendapatan neto BNBR tahun 2023 diperoleh dari tiga segmen bisnis utama. Meliputi infrastruktur dan manufaktur mendominasi dengan nilai Rp 3,46 triliun. Sisanya diperoleh dari segmen jasa pabrikasi dan konstruksi sebesar Rp 170,56 miliar serta perdagangan, jasa dan investasi sebesar Rp 120,08 miliar.
BNBR mengantongi laba bruto Rp 883,37 miliar, meningkat 23,34% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Year on Year/YoY). Sedangkan laba usaha BNBR melonjak 50,18% (YoY) menjadi 348,31 miliar pada tahun 2023.
Meski begitu, laba neto BNBR turun 13,62% (YoY) dari posisi Rp 306,16 miliar pada 2022 menjadi Rp 264,45 miliar pada tahun lalu. Penyebabnya terutama dari penurunan keuntungan atas penjualan aset tetap dari Rp 203,03 miliar pada 2022 menjadi Rp 1,74 miliar.
Dari hasil tersebut, BNBR meraih laba bersih sebesar Rp 237,46 miliar. Merosot 10,77% dibandingkan laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BNBR pada tahun 2022 sebesar Rp 266,13 miliar.
Bisnis Baru dan Kontribusi Anak Usaha
Direktur Utama dan CEO Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan BNBR mencatatkan EBITDA sebesar Rp 446,04 miliar pada tahun 2023. Meningkat Rp 121,51 miliar atau naik 37,44% dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 324,52 miliar.
Anindya membeberkan bahwa pendapatan bersih BNBR ditopang oleh kenaikan pendapatan PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 49,3 miliar dan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) sebesar Rp 102,3 miliar.
“Capaian ini merupakan hasil dari sinergi yang bagus di antara sejumlah proyek strategis unit unit usaha, terutama di sektor manufaktur dan juga teknologi informasi,” kata Anindya dalam rilis yang disiarkan Kamis (14/3).
Baca Juga: Bangun dari Tidur, Saham Grup Bakrie Ini Beramai-ramai Naik Lagi
Sepanjang tahun 2023, anak perusahaan BNBR di industri pipa baja, PT Bakrie Pipe Industries (BPI) membukukan pendapatan Rp 2,16 triliun, atau naik 4,9% dibanding revenue di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,06 triliun.
Kenaikan pendapatan BPI mayoritas berasal dari order sektor oil and gas sebesar Rp 422,7 miliar, dan general market sebesar Rp 17,9 miliar. Kemudian, BIIN mencatatkan penjualan sebesar Rp 410 miliar, atau naik 33,3% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 307 miliar.
Kenaikan tersebut berasal dari pendapatan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) atas sejumlah proyek yang dijalankan BNBR. Adapun pendapatan anak usaha BNBR di industri komponen otomotif, PT Bakrie Autoparts (BA) Group, naik 12%, dari Rp 934,8 miliar menjadi Rp 1,05 triliun di tahun 2023.
Hal ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan dari customer utama pasar otomotif baik OEM maupun OES (Hino, Mitsubishi, Isuzu) di tahun 2023. Terutama terkait adanya proyek baru pasca Covid-19 dan adanya peralihan teknologi kendaraan dari EURO 2 menjadi EURO 4.
Anak usaha BNBR yang bergerak di industri kendaraan listrik (EV) yakni PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) di awal 2024 telah menjalin kerja sama strategis dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan entitas Grup Salim, PT IMG Sejahtera Langgeng, anak usaha Indomobil Group untuk menggenjot adopsi EV di Indonesia.
Selain itu, VKTR melalui perusahaan patungan bernama PT VKTR Sakti Industries (VKTS), di Magelang, Jawa Tengah, pada awal 2024 juga telah mulai melakukan groundbreaking pembangunan fasilitas kendaraan listrik komersil berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia.
VKTR juga telah menyelesaikan produksi 8 unit bus listrik merek BYD tipe D9 high floor yang digunakan oleh salah satu perusahaan kertas di Indonesia sebagai moda transportasi antar-jemput karyawan.
Anindya melanjutkan, BNBR juga tengah mempercepat pengembangan infrastruktur energi baru terbarukan, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power, yakni PT Helio Synar Energi (Helio). Helio telah mengembangkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, di pabrik PT Braja Mukti Cakra (BMC).
Setelah proyek tersebut, Helio akan segera membangun PLTS Atap di pabrik-pabrik dan fasilitas operasional lainnya di lingkungan Grup Bakrie dengan kapasitas yang lebih besar.
"Melalui Helio, perusahaan secara khusus mengerjakan proyek pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan dan menjadi tren masa depan," kata Anindya.
BNBR juga merintis usaha baru melalui PT Modula Sustainability Indonesia (Modula), yang berinvestasi di subsektor teknologi konstruksi pencetakan 3-dimensi (3DCP), berpatungan dengan COBOD International dari Denmark yang dimiliki perusahaan terkemuka dunia seperti GE (USA), Cemex (Belanda), Holcim (Swiss) dan Peri (Jerman).
Modula menjadi pembuka bisnis baru bagi anak usaha BBI yang selama ini membidangi industri bahan bangunan dan memberikan alternatif dalam konstruksi bangunan dengan teknologi yang cepat, advanced dan ramah lingkungan.
"Dengan bisnis-bisnis baru ini, Perseroan membuktikan komitmennya untuk meningkatkan kinerja, baik di industri yang selama ini ditekuni, maupun di bidang industri berkelanjutan dan energi hijau," tandas Anindya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News