kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

LPPF meraih pinjaman bank Rp 1,9 triliun


Senin, 28 April 2014 / 06:31 WIB
LPPF meraih pinjaman bank Rp 1,9 triliun
ILUSTRASI. Manfaat buah kesemek untuk kesehatan.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mendapat pinjaman baru senilai Rp 1,88 triliun. Pinjaman ini berasal dari Bank BNP Paribas Indonesia dan Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Miranti Hadisusilo, Direktur dan Sekretaris Perusahaan LPPF mengatakan, fasilitas kredit itu terdiri dari pinjaman term loan Rp 1,65 triliun dan kredit revolving Rp 230 miliar. Fasilitas itu untuk membayar pinjaman yang sedang berjalan. Namun, dia masih enggan menyebut nilai pinjaman yang akan dibayar.

Cuma yang pasti, menurut Miranti, pinjaman baru ini bisa menghemat beban bunga karena  LPPF mendapatkan bunga utang lebih rendah. Tadinya, bunga utang LPPF adalah sebesar  JIBOR plus 4,75%.

Sementara utang baru ini memberi bunga pinjaman menjadi JIBOR plus 3% dengan commitment fee yang lebih murah yakni sebesar 0,75% dari semula 1%. Dengan begitu, bunga pinjaman LPPF turun 175 basis poin.

Utang ini jatuh tempo dalam dua tahun. "Kami memiliki fleksibilitas dalam memakai utang itu," kata Miranti, kemarin.

Dalam laporan keuangan 2013, LPPF memiliki utang bank jangka panjang Rp 1,56 triliun. Lalu, utang bank jangka jatuh tempo satu tahun Rp 29,14 miliar.

Sejak tahun lalu, LPPF memang berikhtiar untuk mengurangi beban utang. Soalnya, peningkatan utang dan fluktuasi suku bunga berdampak pada biaya keuangan LPPF. Di 2013, biaya keuangan LPPF berhasil dikurangi 31,5%, dari Rp 425,3 miliar pada 2012 menjadi sekitar Rp 291,2 miliar.

Pada perjanjian pinjaman ini, LPPF harus bisa menjaga margin net debt to ebitda kurang dari 1,5 kali di Desember 2014 dan 1 kali di periode selanjutnya.

Sebagai jaminan, LPPF memberikan jaminan berupa hak kekayaan intelektual, rekening bank, piutang, dan aset berwujud. Pemberian jaminan ini harus disetujui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).

Laba bersih emiten ritel milik Lippo Grup sepanjang 2013 meningkat 49% menjadi Rp 1,15 triliun. Sementara, pendapatan naik 20,26% menjadi Rp 6,7 triliun.

Stephen Hui dan Alvin Witirto, analis Standard Chartered dalam risetnya menulis, tahun ini, LPPF masih harus menghadapi kenaikan biaya upah sebesar 15,9%. Tak hanya itu, LPPF harus menghadapi kenaikan tarif listrik. Kedua analis memberi predikat outperform saham LPPF dengan target harga Rp  16.278.

Jumat (25/4), harga LPPF turun 0,83% ke Rp 14.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×