Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Bank-bank besar memperkirakan, emas akan memperpanjang kenaikan harga yang memecahkan rekor hingga tahun 2025.
Beberapa faktor pendorongnya antara lain kebangkitan arus masuk yang besar ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan ekspektasi pemotongan suku bunga tambahan dari bank-bank sentral terkemuka di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve AS.
"Permintaan fisik yang kuat dari China dan bank-bank sentral mendukung harga emas selama dua tahun terakhir, tetapi arus investor, dan khususnya ETF yang berfokus pada ritel, terus memegang kunci untuk kenaikan berkelanjutan lebih lanjut selama siklus pemotongan Fed yang akan datang," kata analis di J.P. Morgan dalam sebuah catatan pada hari Senin (23/9/2024).
Melansir Reuters, harga emas telah naik hampir US$ 570 per ons, atau lebih dari 27%, sepanjang tahun ini. Kondisi tersebut menempatkan emas di jalur kenaikan tahunan terbesar sejak 2010 dan memposisikan diri si kuning mentereng itu sebagai salah satu aset menonjol tahun 2024.
Logam mulia tersebut mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.639,95/ons pada Selasa pagi dan telah mencapai rekor tertinggi beberapa kali tahun ini.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Sarankan Beli Aset Ini Sekarang atau Jadi Pecundang di Usia Tua
"Meskipun mencapai beberapa titik tertinggi tahun ini dan mengungguli indeks saham utama, kami yakin emas memiliki lebih banyak ruang untuk naik selama enam hingga 12 bulan ke depan," kata analis di UBS dalam sebuah catatan bulan lalu.
Analis UBS menambahkan bahwa faktor-faktor utama dalam pandangan mereka termasuk kebangkitan arus masuk yang besar ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) - sesuatu yang telah hilang sejak April 2022.
The Fed memulai siklus pelonggarannya minggu lalu dengan pemotongan suku bunga setengah poin persentase, dan memperkirakan pemotongan 50 basis poin lagi pada akhir tahun ini dan pemotongan satu poin persentase penuh tahun depan.
Baca Juga: Harga Emas Spot Mencetak Rekor Tertinggi Selasa (24/9), Ini Sentimennya
Emas batangan dengan imbal hasil nol cenderung menjadi investasi yang lebih disukai dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama kekacauan geopolitik.
Menurut para analis, pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November juga dapat meningkatkan harga emas lebih jauh karena potensi volatilitas pasar dapat mendorong investor beralih ke emas sebagai aset yang aman.
Selanjutnya: Wall Street Reli: Indeks S&P 500 dan Dow Kembali Cetak Rekor Penutupan Tertinggi Baru
Menarik Dibaca: 6 Judul Serial Kriminal Terbaru di Netflix yang Meraih Popularitas Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News