kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Lirik Rekomendasi Saham Emiten Perbankan yang Masih Dihantui Koreksi Harga


Jumat, 21 Maret 2025 / 08:31 WIB
Lirik Rekomendasi Saham Emiten Perbankan yang Masih Dihantui Koreksi Harga
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham emiten bank besar yang mulai rebound usai melemah tajam


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan di hari kedua setelah penurunan tajam sebelumnya. Kamis (20/3), IHSG ditutup menguat 1,11% atau 70,01 poin ke 6.381,67 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penguatan IHSG ini dipengaruhi oleh kenaikan harga saham emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps. Namun, saham bank masih terlihat sulit bangkit.

Di mana, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup naik 0,6% ke level Rp 8.375, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melemah 1,28% ke level Rp 4.620,  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 1,35% ke level Rp 3.660, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 2,16% ke level Rp 4.080. 

Head Online Trading BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, pergerakan saham perbankan karena secara year to date (YTD) asing masih net buy di BBRI dan BMRI, namun net sell di BBCA dan BBNI masih terjadi.

Yaki pun merekomendasikan untuk akumulasi beli secara bertahap dengan tetap memperhatikan money management, atau swing trading jika sahamnya terkoreksi lagi dan profit taking ketika rebound.

Dia juga memberikan rekomendasi saham BBCA trading buy dengan target harga terdekat di level Rp 9.625. Sementara itu, BBNI diberi rekomendasi saham buy dengan target Rp 6.075, BBRI hold dengan target Rp 4.400, dan BMRI buy dengan target harga Rp 7.250.

Baca Juga: IHSG Naik 1,11% ke 6.381 Hari Ini (20/3), Masih Ada Net Sell Asing di Saham Bank

Sementara Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menilai, kalau emiten perbankan memang secara fundamental di bawah fair valued, dan ini benar-benar undervalued

"Kalau secara teknikal, bank sudah terjadi positive divergence kalau misalnya kita melihat dari beberapa momentum indikator, jadi memang fase downtrend mulai terbatas dan diharapkan menjadi fase akumulasi, sehingga nantinya menjadi fase markup," tutur Nafan kepada kontan.co.id, Kamis (20/3).

Menurutnya, sentimen positifnya adalah terkait dengan trend buyback saham yang memang menjadi katalis positif untuk emiten-emiten yang mengumumkan aksi buyback tersebut.

"Dan biasanya ini membuat likuiditasnya pada pergerakan harga sahamnya semakin meningkat, sehingga nanti pergerakan harga sahamnya bisa benar-benar mencerminkan fundamental perusahaan. Rata-rata emiten perbankan di bank buku 4 itu fundamentalnya bagus," tambahnya.

Nafan memang melihat yang menjadi concern adalah terkait dengan kondisi makroekonomi domestik, dan global yang memang masih belum kondusif.

Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) Kaji Opsi Buyback Saat Pasar Saham Tertekan

Sehingga investor berharap aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten harus tepat sasaran, dan yang paling esensial menurut Nafan itu adalah aksi buyback saham yang nantinya bisa mendorong kenaikan demand.

Nafan pun menargetkan saham bank KBMI 4 accumulative buy dengan target harga BMRI di Rp 4.860, target harga BBCA di Rp  8.550, dan target harga BBRI pada Rp 3.830.

Di sisi lain, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengakui rebound nya saham-saham perbankan memang terjadi. Namun menurutnya, dibutuhkan konsistensi untuk bisa dapat dikatakan rebound, karena situasi dan kondisinya pun juga masih rentan akan koreksi.

"Sentimen global memang sudah jauh lebih tenang, namun sentiment dari dalam negeri rasanya masih cukup tinggi terutama di tengah gejolak yang baru terjadi akhir akhir ini. Oleh sebab itu, kami berharap dari sisi dalam negeri adanya bauran kebijakan baik fiskal maupun moneter untuk dapat menarik kembali investor asing untuk kembali masuk," jelasnya.

 

Saran Nico, apabila harga dirasa murah, fundamental perusahaan tetap kuat, prospek di masa depan juga baik, serta punya potensi valuasi di masa yang akan datang, akumulasi beli menjadi sebuah pilihan untuk saat ini secara bertahap.

"Namun kombinasikan juga dengan momentum dari teknikal Analisa,untuk mendapatkan harga yang benar benar murah," sarannya.

Selanjutnya: Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Jadi Rp 1.779.000 Per Gram Hari Ini (21/3), Rekor Lagi

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamart Periode 21-23 Maret 2025, Harga Spesial Jelang Lebaran!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×