kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Libya memanas, harga minyak akan terus naik


Senin, 19 September 2016 / 17:39 WIB
Libya memanas, harga minyak akan terus naik


Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Konflik di Libya jadi pendongkrak utama lambungan harga minyak mentah WTI. Ditambah dengan sentimen positif dari anggota OPEC dan non OPEC pada pertemuan yang akan dilaksanakan akhir bulan nanti, analis menduga kenaikan harga minyak WTI ini masih bisa bertahan jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Senin (19/9) pukul 15.30 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Mercantile Exchange melesat 1,65% di US$ 43,74 per barel dibanding hari sebelumnya.

Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka mengatakan saat ini sorotan utama tertuju pada Libya. Dengan cakupan wilayah konflik yang meluas memang akhirnya pasar semakin cemas akan terganggunya distribusi pasokan minyak di sana.

Pada Minggu (18/9) kemarin terjadi bentrok antara Petroleum Facilities Guard Unit dengan tentara militan di bawah pasukan Khalifa Haftar. Efeknya pasokan minyak yang sedang dimuat gagal didistribusikan.

"Kisruh terjadi di pelabuhan Ras Lanuf, salah satu pelabuhan terbesar di Libya untuk pengiriman ekspor minyaknya," terang Nanang.

Direncanakan kapal Seadelta yang tertahan akibat kekacauan itu akan mengekspor 781.000 barel minyak mentah ke Italia. Dengan keadaan ini maka ada pasokan yang tertahan sehingga bisa memberikan dorongan positif bagi harga jual minyak WTI.

Selain itu menurut Nanang penurunan harga minyak yang signifikan memicu pasar untuk mengambil langkah bargain hunting. "Kemarin sempat mendekati level US$ 42,00 per barel, pasar memilih untuk ambil untung dulu karena posisi terlampau menukik," tutur Nanang. Harga pun sedang menyesuaikan posisi.

Nanang menduga kans harga minyak WTI untuk naik lagi masih terbuka. Apalagi kini pasar tengah was was menanti hasil FOMC, memberi ruang bagi harga komoditas untuk naik sesaat. Walau memang rentang kenaikan akan semakin menyempit.

"Kenaikan akan mengejar level US$ 45 per barel, jika mampu naik ke level tersebut maka tren bullish lebih terjaga," tebak Nanang. Nantinya jika The Fed gagal menaikkan suku bunga bulan ini, harga minyak WTI akan naik lagi hingga nanti mendekati pertemuan OPEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×