kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lewat IPO, Pigijo (PGJO) ingin menggaet lebih banyak wisatawan mancanegara


Jumat, 10 Januari 2020 / 12:34 WIB
Lewat IPO, Pigijo (PGJO) ingin menggaet lebih banyak wisatawan mancanegara
ILUSTRASI. CEO PT Tourindo Guide Indonesia Tbk Claudia Ingkiriwang (kiri) menerima sertifikat dari Direktur BEI I Gede Nyman Yetna (kanan) saat pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (8/1). Tourindo Guide Indonesia (PGJO) menjadi perusahaan p


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1). Perusahaan startup dalam bidang digital tourism marketplace dengan nama Pigijo ini menjadi menjadi emiten pertama yang yang melakukan mencatatkan saham perdana lewat intial public offering (IPO) pada tahun ini. Pigijo sekaligus menjadi perusahaan pertama di papan akselerasi BEI.

Melalui mekanisme IPO, Pigijo meraup dana sebesar Rp 12 miliar. Pigijo melepas 150 juta saham atau setara 48,98% dari total modal disetor dengan harga IPO Rp 80 per saham. CEO Pigijo Claudia Ingkiriwang mengatakan, dana akan dimanfaatkan untuk peningkatan atau investasi Pigijo, perluasan mitra, dan pemasaran. 

Langkah Pigijo memperkuat bisnis perusahaan seiring dengan harapan membaiknya industri pariwisata di 2020. Di tahun 2019, industri pariwisata mengalami tekanan karena situasi politik dan bencana alam yang melanda beberapa wilayah.  Diharapkan tahun ini akan lebih baik karena tidak pemilu, dibukanya akses-akses transportasi, dan infrastruktur yang membaik. Dengan demikian, Pigijo menargetkan bisa mengantongi 180.000 transaksi. Dari yang dibidik, PGJO berharap 80% di antaranya berasal dari transaksi wisatawan mancanegara. 

Claudia mengamati, tren dalam industri pariwisata saat ini adalah independent traveler, khususnya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Menangkap peluang tersebut, Pigijo menawarkan platform yang memudahkan wisatawan mancanegara. "Membuat posisi kami menjadi unik, karena kami kuat dari segi activity-nya," katanya Claudia, Rabu (8/1). 

Baca Juga: Melantai sebagai emiten pertama papan akselerasi, harga saham Pigijo (PGJO) naik 10%

Aktivitas yang dimaksud adalah paket wisata yang menawarkan berbagai pengalaman kepada wisatawan. Adapun aktivitas yang paling populer sejauh ini eksplorasi alam Indonesia, seperti diving dan hiking. 

Sementara itu, optimisme Pigijo di bisnis pariwisata juga didorong oleh program pemerintah 10 Bali baru dengan 5 destinasi prioritas. Diakui Claudia, program tersebut membantu dari segi promosi destinasi wisata. Di samping itu, pelaku usaha menjadi lebih siap karena telah dilakukan pembinaan. Adapun dari total wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, Pigio menargetkan 10% hingga 20% di antaranya menggunakan platform Pigijo. 

Baca Juga: Jadi emiten pertama di papan akselerasi, Pigijo targetkan cetak laba pada 2026

Pigijo kini gencar menambah mitra dan mendiversifikasi paket-paket yang ditawarkan. Jangkauan dan jaringan wisata yang telah dimiliki mencakup 34 provinsi, 66 travel assitant, 1.276 car rental, 407 guest house, 3.123 local experiences, dan 4.802 places. Mengangkat filosofi lokalitas, PGJO akan menggandeng lebih banyak mitra lokal bergabung. "Tahun ini menjadi sekitar 6.000 mitra," kata Claudia lagi. 

Tidak hanya kuantitas yang ditingkatkan, Pigijo akan memperbanyak jenis pengalaman yang akan ditawarkan ke wisatawan. Hal ini berkaca dari ketertarikan setiap wisatawan beragam, seperti budaya, kuliner, hobi ekstrem. 

Mitra yang telah tersebar di berbagai daerah diklaim Claudia menjadikan Pigijo sebagai database tempat-tempat wisata terlengkap di Indonesia. Hal ini membuat pihaknya percaya diri dalam menghadapi kompetitor. Apalagi, menurut Claudia, pesaing bisnis sejenis untuk saat ini belum terlalu menonjol. 

Meskipun diwarnai dengan berbagai sentimen yang positif, bukan berarti bisnis ini tanpa tantangan. Gap atau jarak kemajuan teknologi dengan  para user atau traveler, mendorong Pigijo untuk terus mengembangkan platformnya. Selain itu, pelaku-pelaku wisata di daerah yang belum bisa menyesuaikan dengan teknologi yang ada. 

Baca Juga: Pigijo (PGJO) masih membukukan rugi Rp 1,75 miliar per Juni 2019

"Mitra ini yang kami harus selalu perkuat, harus selalu tingkatkan penggunaan teknologi," kata Claudia. Hal ini menjadi penting, sebab kekuatan Pigijo tidak hanya dari sisi platform tetapi juga dari sisi mitra. 

Emiten papan akselerasi pertama

PGJO merupakan emiten binaan IDX incubator, sekaligus emiten papan akselerasi pertama yang melantai di bursa. Oleh karenanya, emiten ini mendapat bimbingan dari BEI sebelum melakukan IPO, salah satunya bimbingan market. Hal ini diakui Claudia sebagai salah satu keuntungan, sehingga memantapkan langkah Pigijo untuk menambah pemodalan melalui IPO. 

Lewat IPO Pigijo juga ingin membuktikan bahwa perusahaannya kuat dari segi fundamental dan bisa dipercaya. "Buku kami benar, proses kami benar, dan semua sudah baik," katanya.  

Claudia mengaku belum memiliki rencana untuk naik kelas ke papan yang lebih tinggi. Fokus perusahaan saat ini ingin  mencatatkan keuntungan di tahun keenam terhitung sejak melakukan IPO atau pada 2026.

Baca Juga: Ingin pilih saham di papan akselerasi, investor perlu perhatikan risiko berikut

Berdasarkan prospektus IPO, per Juni 2019 Pigijo masih mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 1,75 miliar. Kerugian ini meningkat 25% dari akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara pendapatan per Juni 2019 tercatat Rp 36,18 miliar naik 25,73% dari akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 28,29 miliar. 

Pendapatan itu diperoleh dari penjualan tiket pesawat Rp 21,04 miliar, penjualan paket perjalanan dan wisata Rp 11,15 juta, tiket acara Rp 976.000, dan lain-lain Rp 3 juta. 

Claudia bilang, PGJO mematok kenaikan pendapatan 120% sepanjang tahun 2020. Pertumbuhan bisa signifikan sebab Pigijo mulai fokus mengejar transaksi setelah tahun sebelumnya fokus membangun platform dan mitra. 

Adapun komposisi kontribusi penjualan juga mungkin berubah. Perusahaan yang tengah gencar menambah mitra dan melakukan diversifikasi paket ini akan mendorong peningkatan penjualan yang bersifat paket-paket lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×