kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat IPO, Pigijo (PGJO) ingin menggaet lebih banyak wisatawan mancanegara


Jumat, 10 Januari 2020 / 12:34 WIB
Lewat IPO, Pigijo (PGJO) ingin menggaet lebih banyak wisatawan mancanegara
ILUSTRASI. CEO PT Tourindo Guide Indonesia Tbk Claudia Ingkiriwang (kiri) menerima sertifikat dari Direktur BEI I Gede Nyman Yetna (kanan) saat pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (8/1). Tourindo Guide Indonesia (PGJO) menjadi perusahaan p


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Tidak hanya kuantitas yang ditingkatkan, Pigijo akan memperbanyak jenis pengalaman yang akan ditawarkan ke wisatawan. Hal ini berkaca dari ketertarikan setiap wisatawan beragam, seperti budaya, kuliner, hobi ekstrem. 

Mitra yang telah tersebar di berbagai daerah diklaim Claudia menjadikan Pigijo sebagai database tempat-tempat wisata terlengkap di Indonesia. Hal ini membuat pihaknya percaya diri dalam menghadapi kompetitor. Apalagi, menurut Claudia, pesaing bisnis sejenis untuk saat ini belum terlalu menonjol. 

Meskipun diwarnai dengan berbagai sentimen yang positif, bukan berarti bisnis ini tanpa tantangan. Gap atau jarak kemajuan teknologi dengan  para user atau traveler, mendorong Pigijo untuk terus mengembangkan platformnya. Selain itu, pelaku-pelaku wisata di daerah yang belum bisa menyesuaikan dengan teknologi yang ada. 

Baca Juga: Pigijo (PGJO) masih membukukan rugi Rp 1,75 miliar per Juni 2019

"Mitra ini yang kami harus selalu perkuat, harus selalu tingkatkan penggunaan teknologi," kata Claudia. Hal ini menjadi penting, sebab kekuatan Pigijo tidak hanya dari sisi platform tetapi juga dari sisi mitra. 

Emiten papan akselerasi pertama

PGJO merupakan emiten binaan IDX incubator, sekaligus emiten papan akselerasi pertama yang melantai di bursa. Oleh karenanya, emiten ini mendapat bimbingan dari BEI sebelum melakukan IPO, salah satunya bimbingan market. Hal ini diakui Claudia sebagai salah satu keuntungan, sehingga memantapkan langkah Pigijo untuk menambah pemodalan melalui IPO. 

Lewat IPO Pigijo juga ingin membuktikan bahwa perusahaannya kuat dari segi fundamental dan bisa dipercaya. "Buku kami benar, proses kami benar, dan semua sudah baik," katanya.  

Claudia mengaku belum memiliki rencana untuk naik kelas ke papan yang lebih tinggi. Fokus perusahaan saat ini ingin  mencatatkan keuntungan di tahun keenam terhitung sejak melakukan IPO atau pada 2026.

Baca Juga: Ingin pilih saham di papan akselerasi, investor perlu perhatikan risiko berikut

Berdasarkan prospektus IPO, per Juni 2019 Pigijo masih mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 1,75 miliar. Kerugian ini meningkat 25% dari akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara pendapatan per Juni 2019 tercatat Rp 36,18 miliar naik 25,73% dari akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 28,29 miliar. 

Pendapatan itu diperoleh dari penjualan tiket pesawat Rp 21,04 miliar, penjualan paket perjalanan dan wisata Rp 11,15 juta, tiket acara Rp 976.000, dan lain-lain Rp 3 juta. 

Claudia bilang, PGJO mematok kenaikan pendapatan 120% sepanjang tahun 2020. Pertumbuhan bisa signifikan sebab Pigijo mulai fokus mengejar transaksi setelah tahun sebelumnya fokus membangun platform dan mitra. 

Adapun komposisi kontribusi penjualan juga mungkin berubah. Perusahaan yang tengah gencar menambah mitra dan melakukan diversifikasi paket ini akan mendorong peningkatan penjualan yang bersifat paket-paket lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×