Reporter: Intan Nirmala Sari, Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,89% ke level 5.756,62 pada perdagangan Kamis (4/10). Investor asing mencetak net sell senilai Rp 1,18 triliun.
Pelemahan rupiah ke level Rp 15.000 memicu pannic selling di bursa. Sentimen rupiah diperkirakan masih membayangi IHSG hari ini (5/10), serta di masa-masa mendatang.
Maklum, tingkat pengangguran AS di September diprediksikan turun jadi 3,8% dari 3,9% di bulan sebelumnya. Data ini memberi peluang The Fed menaikkan lagi bunga acuan di akhir tahun. "Sentimen ini bakal menekan rupiah," ujar Valdy Kurniawan, Analis Phintraco Sekuritas, kemarin.
Dana asing juga diprediksikan masih keluar. Akibatnya, pasar saham masih dibayangi tekanan. Valdy melihat, IHSG akan melemah dalam rentang 5.700-5.950.
Berdasarkan analisis teknikal, sejumlah sinyal teknikal menunjukkan potensi IHSG turun. Indikator MACD sudah membentuk pola dead cross di area negatif, sementara indikator stochastic dan RSI bergerak menuju area oversold. "Indeks berpeluang menuju area support," ujar M Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas. Prediksi dia, IHSG melemah dengan support 5.716-5.676 dan resistance 5.882-5.887.
Analis BNI Sekuritas William Siregar memperkirakan akan terjadi teknikal rebound di Jumat (5/10). "Ada teknikal rebound dan faktor rilis kinerja keuangan kuartal III 2018," kata William kepada Kontan.co.id, Kamis (4/10).
William memperkirakan, IHSG akan berada di kisaran support 5.754 dan resistance 5.786, dengan saham-saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF) bisa dicermati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News