kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lelang Surat Utang Negara Sepi Peminat, Ini Penyebabnya


Senin, 16 Mei 2022 / 16:10 WIB
Lelang Surat Utang Negara Sepi Peminat, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Pialang memonitor layar perdagangan saham di Jakarta, Senin (6/9/2021). Lelang Surat Utang Negara Sepi Peminat, Ini Penyebabnya.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengatakan Pemerintah hanya mampu menyerap dana Rp 2,22 triliun dari lelang surat utang negara (SUN) tambahan alias greenshoe option melalui sistem lelang Bank Indonesia. 

Kondisi ini dipicu sejumlah faktor diantaranya kebijakan hawkish dari The Fed yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps dan yang memicu risk off seperti kembali merebaknya kasus Covid-19 di China yang bisa membuat pertumbuhan ekonomi di China menurun.

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri mengatakan pasar obligasi (SUN) masih akan sangat dipengaruhi oleh rencana kenaikan suku bunga seiring masih tingginya tekanan kenaikan inflasi.

Untuk pertama kalinya mencatatkan jumlah penawaran yang masuk di bawah target indikatif (undersubscribe) dimana jumlah penawaran terendah sepanjang pelaksanaan lelang SUN pada tahun 2022. 

Baca Juga: Gandeng Berrypay dan Lulu Hypermart, BSI Mulai Penetrasi Layanan di Timur Tengah

"Hal ini disebabkan oleh sikap wait and see yang dipilih investor pasca kenaikan suku bunga oleh The Fed serta masih adanya rencana kenaikan suku bunga kembali," ujar Fayadri kepada Kontan.co.id.

Fayadri mengatakan hal ini terus mendorong meningkatnya risk aversion investor yang tercermin dari CDS Indonesia. 

CDS terus mencatatkan rekor tertinggi tahun ini, dimana CDS 5 tahun berada di 131,95 dan CDS 10 tahun berada di 203,74, sudah naik cukup signifikan dibanding posisi awal tahun dimana CDS 5 tahun masih 74,69 dan CDS 10 tahun di 136,46.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan keputusan The Fed yang agresif menaikkan suku bunga dapat menarik yield obligasi terus meroket. 

Baca Juga: Bank Mulai Ramai Terbitkan Obligasi

"Tentu hal ini tidak menguntungkan bagi pasar obligasi Indonesia karena selisih yang kecil antara yield dengan treasury serikat dan bisa memicu capital outflow," ujar Reza.

Menurut Reza sehingga hal tersebut bisa saja mendorong BI untuk menaikkan suku bunga. Dimana risiko capital outflow asing diprediksi masih cenderung lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×