Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (5/5). Dalam lelang kali ini pemerintah memiliki target indikatif Rp 8 triliun.
Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) memberikan kebijakan pelonggaran likuiditas sehingga perbankan bisa menyerap surat utang di pasar primer atau sekunder. Terakhir, lelang SBSN (21/4) berhasil mendapatkan penawaran mencapai Rp 18,84 triliun.
Sementara hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pekan ini juga menunjukkan animo yang cukup bagus dari pasar.
Baca Juga: Pemerintah menerbitkan surat utang Rp 136,69 triliun dalam sepekan
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto, menuturkan, ada kemungkinan risk appetite yang bagus pada lelang SUN pekan ini berlanjut pada lelang SBSN pekan depan.
“Seiring adanya pelonggaran aturan yang dilakukan pemerintah telah membuat perbankan semakin aktif masuk ke pasar obligasi. Oleh sebab itu, meski asing belum melirik kembali, keberadaan investor domestik cukup menopang dan meramaikan lelang,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/4).
Dengan kondisi tersebut, Ramdhan memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk akan mencapai Rp 20 triliun - Rp 25 triliun.
Sinyal optimistis terhadap lelang SBSN pekan depan juga ditunjukkan oleh analis Fixed Income MNC Sekuritas Made Adi Saputra. Terlebih dengan penguatan rupiah yang cukup bagus dalam dua hari terakhir membuat Made memperkirakan penawaran yang masuk bisa mencapai Rp 25 triliun - Rp 35 triliun.
“Selain risk appetite yang tengah bagus, ada kemungkinan investor yang tadinya mengejar SUN akan masuk ke SBSN seiring yield SUN yang melandai. Ditambah di SBSN itu tekanan asing yang jual tidak sebesar di pasar SUN,” ujar Made.
Baca Juga: Pemerintah tambah penerbitan SBN, analis: Jangka pendek, yield berpotensi naik
Hanya saja Made menyebut pengumuman GDP Indonesia pada hari yang sama digelarnya lelang SBSN patut dijadikan perhatian. Pasalnya, jika GDP ternyata lebih buruk dari perkiraan, akan berdampak buruk pada hasil lelang SBSN. Namun jika GDP tidak seburuk yang diperkirakan, Made optimistis proyeksi hasil lelang bisa tercapai.
Kendati demikian, sekalipun jumlah penawaran yang masuk melampaui target indikatif pemerintah, Made menilai ada kemungkinan pemerintah akan selektif dalam memenangkan penawaran.
“Pada dasarnya pemerintah tetap akan pertimbangkan cost of fund sehingga penyerapan bisa jadi tidak akan besar. Hal ini sebenarnya sudah terlihat pada lelang SUN pekan ini dan ada kemungkinan akan dilakukan pemerintah pada lelang SBSN besok,” pungkas Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News