Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang berlangsung hari ini Selasa (29/1) dinilai masih tergolong ramai meski terjadi penurunan dari sisi nilai penawaran masuk maupun nominal yang dimenangkan pemerintah.
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, penawaran yang masuk pada lelang kali ini sebesar Rp 48,61 triliun. Angka ini lebih rendah ketimbang lelang SUN pada 15 Januari lalu yang mencapai Rp 55,67 triliun. Bersamaan dengan itu, nominal yang mampu diserap oleh pemerintah juga turun dari Rp 27,75 triliun menjadi Rp 23,20 triliun.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, penurunan nilai penawaran masuk pada lelang hari ini disebabkan sebagian investor, khususnya investor asing, bersikap wait and see terhadap agenda FOMC meeting yang digelar pada 29-30 Januari.
Investor ingin benar-benar memastikan bahwa Federal Reserve akan menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS seperti yang telah diperkirakan sebelumnya. Setelah FOMC selesai, kemungkinan besar investor akan kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia.
Selain itu, membaiknya pasar saham Indonesia dalam beberapa pekan terakhir juga memengaruhi minat investor terhadap lelang SUN. “Secara umum, minat tidak berkurang. Hanya saja, pasar saham Indonesia juga dalam tren yang positif. Ini menimbulkan aktivitas switching di kalangan investor,” papar Fikri, Selasa (29/1).
Lelang SUN hari ini juga cukup kompetitif lantaran seri-seri dari berbagai tenor mendapat penawaran yang tinggi dari para investor.
Ini terbukti dari seri FR0079 yang bertenor 20 tahun mampu memperoleh penawaran masuk dari investor mencapai Rp 7,18 triliun. Angka ini lebih tinggi dari FR0078 yang hanya memperoleh penawaran masuk sebesar Rp 6,13 triliun. Perlu diingat, seri tersebut merupakan seri acuan untuk tenor 10 tahun.
Fikri menilai, tingginya penawaran masuk untuk seri bertenor panjang mengindikasikan bahwa investor melihat kondisi ekonomi dan pasar obligasi Indonesia cukup terkendali untuk saat ini. Hal itu mendorong investor untuk memaksimalkan seri-seri bertenor panjang yang menawarkan yield lebih tinggi.
Di samping itu, strategi front loading yang diterapkan pemerintah juga memengaruhi nilai penawaran masuk pada seri-seri bertenor panjang seperti FR0079. “Investor terdorong untuk memaksimalkan pembelian seri tenor panjang sejak dini selagi suplainya masih cukup banyak,” ungkap Fikri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News