Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatatkan penawaran Rp 80,66 triliun pada lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Selasa (14/9).
Jumlah ini lebih kecil dibandingkan lelang SUN yang digelar sebelumnya, pada Selasa (31/8) dua minggu lalu, di mana penawaran yang masuk mencapai Rp 116,10 triliun yang merupakan rekor tertinggi sepanjang tahun ini.
Catatan Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan menyebutkan, penawaran yang masuk didukung oleh pasar keuangan domestik yang bergerak relatif stabil di saat likuiditas di pasar masih tinggi.
Baca Juga: Investor wait and see, penawaran di lelang SUN pekan ini turun
Di sisi lain, Deni juga melihat, pelaku pasar masih bersikap wait and see terkait dengan rilis data inflasi AS, dan arah kebijakan terkait tapering ke depannya.
Di lelang ini juga, mayoritas penawaran masih berasal dari investor domestik dengan persentase mencapai 89,2% dari total penawaran yang masuk. Seri yang paling banyak diminati investor adalah tenor 5, 10 dan 20 tahun dengan total 69% dari total bid yang masuk.
Deni juga menilai investor masih terlihat dalam mengikuti lelang SUN hari ini, hal ini tercermin pada penurunan yield rata-rata tertimbang (WAY) untuk semua seri Obligasi Negara (ON) yang dimenangkan.
“Apabila dibandingkan dengan WAY pada lelang sebelumnya, yaitu sekitar 1-3 bps. Penurunan tertinggi pada WAY untuk ON tenor 5 dan 15 tahun,” jelas Deni, dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Selasa (14/9).
Dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, yield SBN yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan supply SUN dari pasar perdana, Deni menjelaskan kalau pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 21 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 3,84 kali.