kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lelang sukuk diwarnai yield tinggi


Selasa, 11 Februari 2014 / 19:21 WIB
Lelang sukuk diwarnai yield tinggi
ILUSTRASI. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Permintaan yield tinggi mewarnai lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk yang digelar hari ini, Selasa (11/2). Investor meminta yield yang jauh lebih tinggi ketimbang lelang dua pekan sebelumnya.

"Yield pada lelang kali ini jauh lebih besar, khususnya untuk seri PBS005 dan PBS006," kata Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management, Jakarta, Selasa (11/2).

Dalam lelang kali ini, pemerintah menawarkan empat seri sukuk. Yakni SPN-S12082014 (new issuance), PBS003 (reopening), PBS 005 (reopening), serta PBS006 (reopening).

Permintaan yield tertinggi yang masuk untuk seri SPN-S12082014 mencapai 8% atau lebih tinggi. Pada lelang sebelumnya, seri bertenor pendek SPN-S29072014 mengalami permintaan yield tertinggi 7,7%.

Demikian juga dengan yield terendah seri PBS005 yang akan jatuh tempo 15 April 2043 yang masuk di kisaran 9,8% dan yield tertinggi sekitar 10,78%. Lelang sebelumnya, permintaan yield terendah yang masuk mencapai 9,6% dan yield tertinggi 11,75%.

Pemerintah kemudian terpaksa menyerap yield rata-rata tertimbang 9,9% atau lebih tinggi ketimbang lelang sebelumnya yang sebesar 9,8%.

Seri PBS006 yang akan jatuh tempo 15 September 2020 mengalami permintaan yield terendah 8,87% dan yield tertinggi 10,75%. Permintaan tersebut jauh lebih tinggi ketimbang lelang sebelumnya yang meminta yield terendah 8,3% dan yield tertinggi 8,8%. Untuk seri ini, pemerintah memutuskan tidak menyerap permintaan investor.

Menurut Desmon, tingginya permintaan yield dipicu tren kenaikan yield surat utang negara (SUN) di pasar sekunder, khususnya tenor menengah panjang pada sepekan terakhir. 

"Kondisi ini tidak terlepas dari kehati-hatian investor mengantisipasi rapat dewan Gubernur BI (bank Indonesia), Kamis (13/2) mendatang untuk menentukan arah kebijakan moneter terkait suku bunga acuan," ujar Desmon. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×