kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang SBSN pada 10 Maret dinilai masih akan mendapat sambutan positif


Jumat, 06 Maret 2020 / 17:28 WIB
Lelang SBSN pada 10 Maret dinilai masih akan mendapat sambutan positif
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara: Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara di dealing room BNI, Selasa (12/8). Pemerintah melakukan Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara seri SPN-S


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (10/3). Dalam lelang kali ini pemerintah memiliki target indikatif Rp 7 triliun.

Jika melihat dua lelang SBSN sebelumnya, sebenarnya tren jumlah penawaran yang masuk justru mengalami penurunan. Pada lelang SBSN 11 Februari 2020, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 69,57 triliun. Sementara pada lelang SBSN terakhir, 25 Februari kemarin, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 60,54 triliun. 

Baca Juga: Pemerintah bakal lelang empat seri Sukuk pada Selasa (10/3), ini daftarnya

Head of Fixed Trimegah Asset Management Darma Yudha melihat, tren penurunan jumlah penawaran berpotensi masih akan terjadi pada lelang Selasa esok. Menurutnya, berbagai kondisi yang terjadi saat ini masih belum menumbuhkan minat investor.

“Market saat ini masih volatile dan risk appetite para investor belum terlihat terlalu risk on. Sehingga besar kemungkinan, jumlah penawaran yang masuk pada lelang besok akan sedikit mengalami penurunan,” ujar Yudha ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (6/3).

Baca Juga: Penawaran pada lelang sukuk negara capai Rp 60,54 triliun, seri PBS026 paling dicari

Oleh sebab itu, Yudha memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk akan turun berkisar 20% - 30% dibandingkan dengan lelang SBSN pada 25 Februari.

Berbeda dengan Yudha, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana justru optimistis lelang besok akan mendapatkan jumlah penawaran yang lebih besar. Fikri menilai SBSN masih menjadi salah satu instrumen yang prospektif.

“Faktor utamanya adalah risiko saat ini sudah tidak lagi sebesar risiko pada Februari kemarin. Ditambah lagi di tengah risiko global yang masih besar, yield dalam negeri kita masih cukup baik,” kata Fikri.

Baca Juga: Penawaran lelang sukuk negara pekan depan diprediksi enam kali target indikatif

Mengutip Indonesia Bond Pricing Agency, diketahui yield untuk tenor 5 tahun pada Jumat (27/2), berada di 6,04% di mana pada hari sebelumnya berada di 5,97%. Sedangkan untuk tenor 10 tahun tercatat naik ke level 6,85% dari perdagangan sebelumnya yang berada di 6,78%. 

Fikri juga menambahkan, saat ini demand pilihan instrumen syariah di dalam negeri masih terbatas, sehingga SBBN masih akan menjadi pilihan bagi investor. “Oleh sebab itu, saya rasa jumlah penawaran yang masuk masih bisa lebih dari sembilan kali oversubscribe, sekitar Rp 63 triliun,” pungkas Fikri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×