kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lebih Ramai, Penerbitan Obligasi Korporasi Bisa Capai Rp 169,05 Triliun pada 2024


Senin, 11 Desember 2023 / 19:05 WIB
Lebih Ramai, Penerbitan Obligasi Korporasi Bisa Capai Rp 169,05 Triliun pada 2024
ILUSTRASI. Obligasi.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi tahun depan diprediksi bakal semarak. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksi penerbitan surat utang korporasi bisa mencapai Rp 169,05 triliun di tahun 2024.

Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengungkapkan bahwa Pefindo tetap optimis aktivitas penerbitan surat utang korporasi bakal lebih semarak pada tahun 2024. Optimisme tersebut berdasarkan berbagai parameter seperti pertumbuhan ekonomi, pergerakan kurs nilai tukar, tingkat bunga, nilai jatuh tempo hingga sentimen pemilihan umum (pemilu).

Pefindo memproyeksi penerbitan baru surat utang akan berkisar Rp 148,15 triliun – Rp 169,05 triliun, dengan titik tengah pada Rp 155,46 triliun pada tahun 2024. Proyeksi jumlah penerbitan baru tahun depan berpotensi lebih tinggi daripada tahun 2022 sebesar Rp 163,63 triliun dan nilai penerbitan tahun 2023 yang kemungkinan berkisar Rp 131 triliun.

Irmawati menjelaskan, angka penerbitan baru obligasi korporasi salah satunya dapat terlihat dari perkiraan nilai jatuh tempo yang saat ini berkisar Rp 148,3 triliun di tahun 2024, berdasarkan data per November 2023. Sebab, biasanya berdasarkan data historis penerbitan surat utang baru jumlahnya lebih tinggi daripada nilai jatuh tempo.

Baca Juga: Pefindo Catat Penerbitan Obligasi Korporasi Rp 120,6 Triliun hingga November 2023

Adapun nilai surat utang korporasi jatuh tempo tahun 2024 terpantau tinggi pada kuartal ketiga sebesar Rp 42,80 triliun, dibandingkan Rp 30,73 triliun, Rp 35,10 triliun dan Rp 39,62 triliun untuk kuartal I, II dan IV. Sektor multifinance mendominasi jatuh tempo 2024 dengan porsi sekitar 17,8% atau setara Rp 26,3 triliun.

“Kita berharap tahun depan penerbitan surat utang akan lebih tinggi daripada nilai jatuh tempo,” ujar Irmawati dalam Media Forum Pefindo, Senin (11/12).

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan, faktor pendorong nilai penerbitan surat utang tahun depan bisa lebih tinggi seiring dengan kebutuhan refinancing yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari nilai jatuh tempo tahun 2024 sebesar Rp 148.3 triliun, lebih besar daripada nilai jatuh tempo tahun 2023 sebesar Rp 126.89 triliun.

Pertumbuhan ekonomi juga bakal membuat aktivitas sektor rill terjaga seiring proyeksi pertumbuhan Indonesia berkisar pada 4,8% - 5,2% dengan inflasi pada rentang 2,0%-3,5%. Ekspektasi terhadap suku bunga acuan yang diturunkan turut berpotensi memacu aktivitas ekonomi terakselerasi.

Korporasi juga lebih berani mengeluarkan surat utang karena roda ekonomi tergerak oleh berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Pemilu. Tidak hanya pemilihan Presiden, tahun depan juga terdapat pemilu kepala daerah di banyak provinsi.

Selain itu, lanjut Darto, Likuiditas Lembaga keuangan semakin ketat dapat membuat bunga pinjaman yang ditawarkan menjadi semakin mahal dan mendorong permintaan akan sumber pembiayaan alternatif, salah satunya melalui penerbitan surat utang.

Baca Juga: Pefindo: Surat Utang Multifinance Tumbuh di Tengah Penurunan Penerbitan Nasional

“Faktor dominan yang lebih berpengaruh yaitu nilai jatuh tempo karena memang dalam periode normal surat utang korporasi itu dipengaruhi nilai jatuh temponya. Dan tambahan dari sisi pertumbuhan ekonomi,” jelas Darto dalam kesempatan yang sama.

Irmawati menambahkan, sentimen pemilu kemungkinan berdampak minimal bagi aktivitas penerbitan surat utang karena kepastian investor bakal terjawab lebih cepat seiring pemilihan di awal tahun 2024. Kalaupun pemilu berjalan secara dua putaran, sikap wait and see terhadap kebijakan hanya sampai akhir semester I 2024.

Sementara itu, Darto mewaspadai adanya lingkungan suku bunga yang lebih tinggi dengan periode yang lama seiring narasi higher for longer dapat menjadi faktor risiko bagi penerbitan obligasi korporasi.

Imbasnya, konsumsi mungkin melemah dibandingkan perkiraan seiring dengan suku bunga yang lebih tinggi dan risiko dari konflik geopolitik dapat membuat yield bertahan tinggi.

Patut diantisipasi pula premi risiko yang berpotensi naik karena leverage naik akibat bunga lebih tinggi, sehingga meningkatkan spread yield obligasi korporasi. Suku bunga tinggi di luar negeri turut mendorong potensi keluar arus modal yang bisa mengurangi minat penyerapan terhadap penerbitan.

Adapun Pefindo mencatat total penerbitan baru surat utang nasional dari Januari – Desember 2023 sebesar Rp 120.6 triliun. Dengan proyeksi penambahan sekitar Rp 11,03 triliun pada Desember, maka penerbitan surat utang nasional tahun 2023 berpotensi mencapai sekitar Rp 131 triliun.

Dari total jumlah penerbitan sejak awal tahun hingga November 2023, Pefindo memfasilitasi penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 91 triliun. PEFINDO menguasai sekitar 76,3% pangsa pasar pemeringkatan dari total nilai surat utang yang diterbitkan selama Januari-November 2023 (termasuk dual rating).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×