Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang korporasi nasional mencapai Rp 120,6 triliun hingga November 2023. Aktivitas penerbitan tahun ini didominasi oleh surat utang jangka pendek di bawah 1 tahun.
Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengatakan, penerbitan surat utang korporasi nasional dari periode Januari hingga November 2023 terpantau sebesar Rp 120,6 triliun. Dimana, penerbitan surat utang didominasi oleh perusahaan Non BUMN sebesar Rp 84,53 triliun dibandingkan perusahaan BUMN secara total sebesar Rp 36,07 triliun.
Perusahaan sektor multifinance merupakan yang teraktif menerbitkan obligasi dengan porsi sebesar 27% atau sekitar Rp 32,76 triliun hingga November 2023. Ini sejalan dengan tujuan penerbitan surat utang korporasi guna kebutuhan modal kerja.
Menariknya, Irmawati melihat, surat utang korporasi di sepanjang tahun 2023 banyak diterbitkan dalam besaran tenor tidak lebih dari 1 tahun dengan porsi sekitar 40%. Sebaliknya, jumlah penerbitan surat utang korporasi bertenor 5 tahun dan 7 tahun mengalami penurunan.
Baca Juga: Pefindo: Surat Utang Multifinance Tumbuh di Tengah Penurunan Penerbitan Nasional
“Kita lihat tahun ini cukup banyak penerbitan surat utang tenor 1 tahun. Ini kemungkinan disebabkan oleh kepastian dari kupon, sehingga emiten itu berharap tahun-tahun berikutnya kupon akan turun seiring dengan semakin baiknya perekonomian global. Oleh karena itu, emiten cenderung terbitkan surat utang jangka pendek dulu karena berharap tahun depan bisa lebih stabil,” jelas Irmawati dalam Media Forum Pefindo, Senin (11/12).
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto menyoroti bahwa aktivitas penerbitan korporasi didominasi oleh surat utang jangka pendek tenor 1 tahun ataupun juga tenor 3 tahun, sejalan dengan lingkungan suku bunga tinggi.
Perusahaan cenderung menerbitkan surat utang jangka pendek saja karena didasarkan ekspektasi suku bunga bakal diturunkan, sehingga bisa melakukan refinancing utang dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
“Korporasi tahun ini dihadapkan pada masalah suku bunga tinggi. Oleh karena itu, penerbitan surat utang marak dengan tenor pendek,” ucap Darto dalam kesempatan yang sama.
Darto menuturkan, lingkungan bunga yang lebih tinggi telah meningkatkan kupon obligasi tahun ini sehingga mendorong kenaikan biaya pendanaan dan berisiko untuk penerbitan surat utang korporasi tahun 2023. Selain itu, kupon meningkat karena risiko geopolitik yang muncul atas invasi Israel ke Palestina.
Darto menyebutkan, kondisi suku bunga tinggi dengan periode lama (higher for longer), memang akan menekan penerbitan surat utang korporasi seperti yang terjadi di tahun 2023.
Baca Juga: Penerbitan Surat Utang Multifinance Capai Rp 32,76 Triliun hingga November 2023
Total penerbitan dari Januari hingga November 2023 sebesar Rp 120,6 triliun terpantau lebih rendah sekitar 22,71% YoY dibandingkan Rp 156,04 triliun pada periode yang sama tahun 2022 lalu.
Adapun Pefindo menghimpun total penerbitan baru di bulan Desember 2023 sebesar Rp 11,03 triliun. Dengan demikian, total penerbitan surat utang korporasi nasional di tahun 2023 diproyeksi berkisar Rp 131 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News