Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para analis menilai, secara historis investor asing akan kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia seusai pemilu digelar. Akan tetapi, skenario seperti ini menemui tantangan yang berasal dari ancaman perlambatan ekonomi global.
Seperti yang diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini dari 3,5% menjadi 3,3%.
Sedangkan di tahun depan, perekonomian global diprediksi tumbuh 3,6%. Pemangkasan ini akibat efek perang dagang AS—China hingga kisruh Brexit yang tak kunjung usai.
Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja memandang, proyeksi terbaru IMF tersebut di atas kertas sebenarnya bisa berdampak positif atau paling tidak netral terhadap pasar obligasi Indonesia. Sebab, investor global akan mengurangi asetnya yang berada di negara yang mengalami perlambatan ekonomi.
“Investor global melakukan rebalancing portofolio dan memindahkan dananya ke negara-negara yang pertumbuhan ekonominya masih sesuai ekspektasi,” ujar dia, Rabu (10/4).
Dari situ, perbaikan fundamental ekonomi Indonesia secara berkelanjutan akan menjadi kunci yang membuat investor asing tetap tertarik dengan pasar obligasi domestik di masa mendatang.
Asal tahu saja, Indonesia masih memiliki masalah dengan data current account deficit (CAD) yang membengkak jadi US$ 31,1 miliar di tahun lalu.
Menurut Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah, dengan adanya potensi perlambatan ekonomi global, agenda politik Indonesia justru akan semakin krusial di mata para investor asing.
Dalam hal ini, investor asing akan menilai kebijakan-kebijakan perbaikan ekonomi nasional dari masing-masing capres dan cawapres. Mulai dari kebijakan untuk peningkatan ekspor hingga kebijakan suku bunga acuan di masa mendatang.
“Implementasi dari kebijakan ekonomi oleh presiden terpilih nantinya akan menentukan minat investor asing terhadap pasar obligasi Indonesia,” ungkapnya.
Sebagai catatan, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kemenkeu, nilai investasi asing di pasar SBN tercatat sebesar Rp 965,47 triliun hingga Selasa (9/4) kemarin. Jumlah ini berkurang Rp 1,65 triliun dari posisi akhir bulan Maret yang mencapai Rp 967,12 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News