kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.804   -1,00   -0,01%
  • IDX 8.609   -35,19   -0,41%
  • KOMPAS100 1.191   -4,92   -0,41%
  • LQ45 846   -5,70   -0,67%
  • ISSI 308   -0,88   -0,28%
  • IDX30 437   -2,20   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   -5,80   -1,13%
  • IDX80 132   -0,69   -0,52%
  • IDXV30 139   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 140   -1,24   -0,88%

Laju Saham Properti Diproyeksi Masih Berlanjut, Cermati Saham Pilihan Analis


Selasa, 30 Desember 2025 / 06:40 WIB
Laju Saham Properti Diproyeksi Masih Berlanjut, Cermati Saham Pilihan Analis
ILUSTRASI. Gedung perkantoran BSD Green Office Park - Sinar Mas Land (Dok/Sinarmas Land). Sektor properti mencatat reli kuat 54,41% di 2025 berkat pelonggaran moneter BI dan sentimen positif. Simak prospeknya di 2026.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja saham emiten sektor properti mencatat reli kuat sepanjang tahun 2025. Indeks IDX Properties & Real Estate di Bursa Efek Indonesia (BEI)  melesat 54,41% secara year to date (ytd) hingga Senin (29/12/2025), jauh mengungguli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya 22,1%.

Senior Analyst Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menjelaskan bahwa lonjakan tersebut utamanya didorong kebijakan pelonggaran moneter Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan hingga lima kali sepanjang 2025 menjadi 4,75%. 

Penurunan suku bunga ini menurunkan biaya dana (cost of fund), meningkatkan minat kredit pemilikan rumah (KPR), dan mendorong rotasi dana ke saham-saham berbeta tinggi di sektor properti.

Baca Juga: Laju Emiten Properti Masih Tertahan, Cermati Saham Rekomendasi Analis

“Kondisi ini diperkuat sentimen restrukturisasi utang, proyek baru, serta aksi korporasi, meskipun belum sepenuhnya tercermin pada pertumbuhan laba perusahaan,” ungkap Sukarno.

Sejumlah saham properti mencuri perhatian sebagai top gainers tahun ini. Saham PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) melonjak hingga 2.120%, disusul PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) yang terbang 1.707,02% sejak awal tahun. 

Emiten berkapitalisasi besar di sektor ini juga mencatat penguatan signifikan.

Namun, Sukarno menekankan bahwa sebagian kenaikan harga saham tersebut masih ditopang momentum dan spekulasi, terutama pada emiten yang memiliki free float kecil dan likuiditas rendah. 

Baca Juga: Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

“Mayoritas valuasi saham properti sudah berada di atas fundamentalnya, sementara saham kapitalisasi besar masih bergerak lebih rasional,” katanya.

Analis Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menilai tren suku bunga rendah turut mengangkat ekspektasi pemulihan penjualan properti. Rotasi dana dari sektor yang sudah mahal ke saham properti yang sebelumnya tertinggal juga memberi dorongan tambahan.

Prospek 2026 Masih Positif

Meski demikian, kenaikan indeks belum sepenuhnya menggambarkan fundamental seluruh emiten. Saham-saham berkapitalisasi kecil yang melesat terlalu tinggi turut mengerek indeks meski valuasinya sudah mahal. 

Di sisi lain, saham properti besar dinilai bergerak lebih sehat karena ditopang prospek penjualan dan kondisi keuangan yang kuat.

David memproyeksikan, sektor properti masih memiliki prospek cerah pada 2026, meski reli tidak akan sekencang tahun ini. 

Potensi lanjutan pemangkasan suku bunga serta insentif pemerintah diyakini menjadi pendorong. Walau begitu, risiko masih membayangi, terutama pemulihan daya beli yang belum sepenuhnya kuat.

Baca Juga: Reli TRIN Mulai Patah, Analis: Kenaikan Masih Didominasi Sentimen Non Fundamental

“Emiten yang memiliki proyek berjalan dan penjualan stabil berpotensi menjadi penopang indeks pada 2026. Namun saham spekulatif rawan terkoreksi jika kinerjanya tidak mampu mengejar kenaikan harga,” jelasnya. 

Ia pun menyarankan strategi akumulasi bertahap, terutama saat harga mengalami koreksi.

Sementara itu, Sukarno merekomendasikan saham BSDE, PWON, CTRA, dan SMRA dengan target harga masing-masing Rp 1.100–Rp 1.150, Rp 400–Rp 420, Rp 1.000–Rp 1.100, dan Rp 450–Rp 480 per saham. 

 

Ia menilai sektor properti masih berpeluang tumbuh tahun depan, seiring suku bunga rendah yang berlanjut, potensi insentif pemerintah, serta pemulihan pendapatan prapenjualan atau marketing sales.

Selanjutnya: Manfaatkan Tanaman Seledri untuk Mengobati Asam Urat Tinggi

Menarik Dibaca: Manfaatkan Tanaman Seledri untuk Mengobati Asam Urat Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×