kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.851   -64,40   -0,93%
  • KOMPAS100 998   -9,52   -0,94%
  • LQ45 763   -7,51   -0,97%
  • ISSI 225   -2,16   -0,95%
  • IDX30 393   -3,75   -0,95%
  • IDXHIDIV20 456   -3,10   -0,68%
  • IDX80 112   -1,14   -1,01%
  • IDXV30 113   -0,74   -0,65%
  • IDXQ30 128   -0,91   -0,71%

Kinerja Emiten Properti Ditopang Recurring Income, Begini Rekomendasi Analis


Rabu, 02 Juli 2025 / 05:30 WIB
Kinerja Emiten Properti Ditopang Recurring Income, Begini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Warga mengunjungi Summarecon Mall Bandung (Summaba) seusai resmi dibuka, di kawasan Summarecon Bandung, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/1/2024). Kinerja emiten properti di semester I 2025 diperkirakan masih akan ditopang segmen aset pendapatan berulang alias recurring income


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti di semester I 2025 diperkirakan masih akan ditopang segmen aset pendapatan berulang alias recurring income. Tren ini kemungkinan akan berbalik arah karena penjualan aset hunian kemungkinan akan menunjukkan perbaikan di semester II nanti.

Sejumlah emiten properti masih menunjukkan pelemahan kontribusi segmen hunian ke pendapatan mereka di kuartal I 2025.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan kontribusi segmen recurring income sebesar 85% terhadap total pendapatan perseroan per kuartal I 2025. Pendapatan PWON tercatat sebesar Rp 1,55 triliun per akhir Maret lalu. 

Kontribusi paling besar berasal dari segmen retail leasing sebesar 61%. Lalu, hotel and serviced apartments 20% dan office leasing 4%. Sehingga, totalnya mencakup 85% dari pendapatan PWON per kuartal I.

Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Ditopang Pendapatan Berulang, Simak Rekomendasi Analis

Sementara, penjualan rumah tapak menyumbang 7% dan penjualan condominium menyumbang 8%, dengan total segmen hunian ini hanya 15%.

Direktur Pakuwon Jati, Minarto Basuki menyatakan, pengeluaran belanja modal pada kuartal I-2025 yang telah dikucurkan oleh Perseroan tercatat sebesar Rp 237 miliar.

“Ini digunakan untuk membiayai proyek konstruksi Pakuwon Mall Bekasi dan Pakuwon City Mall tahap 3 Surabaya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (25/6).

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga mencatatkan penurunan pendapatan dari aset hunian dan kenaikan kontribusi dari aset recurring income. 

 

Per kuartal I 2025, total pendapatan neto SMRA sebesar Rp 2,10 triliun, dengan kontribusi dari segmen pengembangan properti sebanyak Rp 1,33 triliun. Pendapatan dari segmen pengembangan properti ini turun dari Rp 1,44 triliun per kuartal I 2024.

Baca Juga: Emiten Konstruksi Bersikap Konservatif, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Sementara, pendapatan dari segmen properti investasi sebesar Rp 552,48 miliar per Maret 2025, naik dari sebelumnya Rp 479,83 miliar pada periode sama tahun lalu.

Lalu, segmen lain-lain termasuk hotel dan rekreasi tercatat Rp 218,82 miliar pada periode itu, naik dari Rp 212,30 miliar di kuartal I 2024.

Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P Adhi mengatakan, SMRA juga tengah mengembangkan proyek Summarecon Mall Bekasi tahap II yang ditargetkan untuk menjadi destinasi bagi masyarakat Bekasi dan sekitarnya. 

“Kami yakin Summarecon Mall Bekasi ini bisa kompetitif dan menarik karena menghadirkan experience-based mall yang menjadi sesuatu yang baru,” ujarnya dalam paparan publik RUPST Tahun 2024 SMRA, Kamis (12/6). 

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga tengah fokus menggarap proyek segmen recurring income lewat anak usahanya, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK).

Baca Juga: Melihat Prospek Emiten Properti di 2025, Begini Rekomendasi Analis

Fokus CBDK kini bergeser dari penjualan properti menjadi pengembangan portofolio recurring income.

Salah satunya melalui pembangunan Nusantara International Convention Exhibitions (NICE) dan hotel bintang lima berkapasitas 250 kamar di wilayah CBD PIK2.

Pembangunan gedung NICE terdiri dari tiga bangunan dengan total luas lebih dari 123.000 meter persegi dan ditargetkan beroperasi secara bertahap mulai Oktober 2025. Dua gedung lainnya dijadwalkan akan rampung pada semester II 2026.

Sementara, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) melihat bahwa segmen pendapatan berulang juga menemui tantangan di tahun 2025.

 

Direktur Utama CTRA, Candra Ciputra mengatakan, penurunan daya beli masyarakat dan kebijakan efisiensi anggaran bisa memengaruhi pendapatan Ciputra di tahun ini.

Baca Juga: Saham Emiten Kesehatan Tersengat Sentimen Positif, Cermati Rekomendasi Analis

“Terutama, dari segmen hotel yang berkurang karena aktivitas dari pemerintah yang diturunkan anggarannya,” ujarnya dalam Public Expose CTRA pada 17 Juni 2025.

Meskipun begitu, CTRA masih optimistis dengan kinerja mereka lantaran aset yang dimiliki menyasar segmen masyarakat menengah ke atas yang resiliensi daya belinya lebih tinggi.

“Untuk hotel, kami terus berupaya agar pengurangan booking meeting room bisa diatasi,” paparnya.

Per kuartal I 2025, CTRA mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 2,73 triliun. Segmen pendapatan usaha (recurring income) berkontribusi Rp 560,88 miliar di akhir Maret, naik dari Rp 553,9 miliar pada periode sama tahun lalu.

Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengatakan, banyaknya jumlah hari besar dan libur nasional di Indonesia sepanjang kuartal I 2025 menjadi pendorong peningkatan kinerja aset recurring income emiten properti. 

Baca Juga: Sentimen Positif Dorong Saham Emiten Kesehatan di 2025, Cek Rekomendasi Analis

“SMRA memimpin dengan recurring income tumbuh 11,44% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 772 miliar di kuartal I 2025,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (1/7).

Pusat perbelanjaan masih menjadi kontributor utama pencapaian SMRA tersebut. Pendapatan dari pusat perbelanjaan tumbuh 15% YoY menjadi Rp552 miliar di kuartal I, dengan kontribusi sebesar 72% terhadap total recurring income periode tersebut.

”Pertumbuhan pendapatan tersebut seiring dengan pertumbuhan dari seluruh pusat perbelanjaan yang dimiliki SMRA, termasuk Summarecon Mall Bandung yang baru mulai beroperasi di tahun 2024,” paparnya. 

Kemudian, PWON dengan porsi recurring income terbesar dibanding peers, menempati posisi pertumbuhan tertinggi kedua di kuarta I 2025.

Baca Juga: Dividen Emiten Properti Landai, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Recurring income PWON tumbuh 10,07% YoY menjadi Rp 1,32 triliun di kuartal I. Pakuwon Mall dan Tunjungan City berkontribusi terbesar ke pendapatan PWON, masing-masing berkontribusi 19% terhadap total pendapatan. 

“Kemudian, Net Leasable Area (NLA) perkantoran PWON mencapai 288 ribu meter persegi dengan okupansi rata-rata 77% di kuartal I 2025, naik dari akhir 2024 yang sebesar 75%,” ungkapnya.

Senior Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, kenaikan kinerja recurring income emiten properti di kuartal 2025 didorong pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat dan strategi diversifikasi. 

“Ini juga didukung konsumsi masyarakat  yang naik, okupansi mal di atas 90%, dan penyerapan positif kantor Grade A,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (1/7).




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×