Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) mencatatkan laba bersih sebesar US$ 3,93 juta hingga kuartal III 2019. Laba ini anjlok 36,68% dari realisasi laba kuartal III 2018 yakni sebesar US$ 6,2 juta. Meski demikian, pendapatan emiten energi baru terbarukan (EBT) ini naik tipis 5% menjadi US$ 19 juta.
Segmen pendapatan proyek konsesi menjadi kontributor terbesar yakni sebesar US$ 13,44 juta atau 70,7% dari total pendapatan. Disusul dengan pendapatan bunga konsesi sebesar US$ 4,3 juta, dan penjualan listrik senilai US$ 1,47 juta.
Turunnya laba bersih KEEN ditengarai akibat melonjaknya beban. Beban langsung misalnya, naik menjadi US$ 9,4 juta atau meningkat 70,6%. Beban usaha juga terpantau naik menjadi US$ 1,44 juta dari yang sebelumnya sebesar US$ 1,02 juta.
Baca Juga: Bangun pembangkit listik di Kalimantan, Kencana Energi (KEEN) tunggu lampu hijau PLN
Pun begitu dengan beban lain-lain neto yang naik 25,1% menjadi US$ 4,06 juta. Terlebih, pada kuartal III 2019 KEEN menanggung kerugian selisih kurs sebesar US$ 51.540. Padahal pada kuartal III 2018 KEEN mengantongi keuntungan dari selisih kurs senilai US$ 160.384.
Direktur Utama Kencana Energi Lestari Henry Maknawi mengaku pencapaian ini masih sesuai dengan ekspektasi. “Ini masih dalam target karena tahun ini agak kering dibandingkan tahun lalu,” ujar Henry kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).
Kontan.co.id mencatat, setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal September 2019 silam, KEEN menargetkan dapat meraup pendapatan sebesar US$ 26 juta dengan laba bersih sebesar US$ 10 juta.
Baca Juga: Harga Batubara Fluktuatif, Golden Energy Mines (GEMS) Tetap Optimistis
KEEN pun terus berekspansi khususnya dalam pengadaan pembangkit listrik terbarukan. Saat ini, KEEN sedang dalam proses pembangunan satu pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) di Tana Toraja dengan kapasitas 10 megawatt (MW).
KEEN juga berencana membangun pembangkit listrik tenaga biomass (PLTBM) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar panel di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Henry mengatakan, rencananya PLTBM tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 10 MW sementara untuk PLTS akan berkapasitas 20 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News