kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laba SMGR Tertekan pada 2023, Begini Prospek ke Depan dan Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 14 Maret 2024 / 20:24 WIB
Laba SMGR Tertekan pada 2023, Begini Prospek ke Depan dan Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Aktivitas pemgiriman semen kepada pelanggan di gudang distribusi semen Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (29/1/2024). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/01/2024.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan kinerja kurang memuaskan di tahun 2023. Laba bersih emiten semen plat merah ini melorot 8,12% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 2,17 triliun.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan, melemahnya laba bersih merupakan akibat kenaikan sejumlah beban. Salah satunya kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 6,07% YoY menjadi Rp 3,34 triliun.

Selain itu juga disebabkan dari kenaikan harga bahan bakar minyak dan inflasi. 

"Hal ini kami nilai turut membuat beban operasional yang di harus ditanggung emiten ini cukup meningkat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).

Baca Juga: Perbankan Ramai Bagi Dividen, Mana yang Sahamnya Layak Diburu?

Di sisi lain, SMGR mengantongi pendapatan sebesar Rp 38,65 triliun atau tumbuh 6,24% YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp 36,37 triliun. Khaer melihat kenaikan itu ditopang oleh volume penjualan yang tumbuh 10%, terutama dari pertumbuhan penjualan pada segmen semen curah dan ekspor.

Maklum, SMGR aktif terlibat dalam berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti pembangunan infrastruktur IKN Nusantara dan Jalan Tol Trans Sumatera, serta proyek-proyek strategis nasional lainnya.

Untuk tahun ini, volume penjualan SMGR diperkirakan tetap tumbuh kendati terbatas. Khaer memproyeksikan penjualan semen di pasar domestik akan tumbuh 2,5% YoY menjadi 65,6 juta ton.

Perkiraan itu datang dari permintaan proyek IKN Nusantara dan anggaran infrastruktur. Selain itu juga dari adanya insentif perpajakan properti, yakni PPN DTP yang membebaskan PPN untuk pembelian apartemen, ruko, dan rumah hingga Rp 2 miliar sebesar 100% hingga Juni 2024 dan 50% di Juli-Desember 2024.

Meski begitu, Khaer melihat untuk awal semester I ini permintaan semen masih akan cukup tertekan. 

"Ini dikarenakan masih tingginya tingkat curah hujan, ditambah masih lemahnya realisasi anggaran kegiatan konstruksi dalam negeri," paparnya.

Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi menambahkan, prospek SMGR juga akan didorong rencana diversifiksi bisnis dengan mengembangkan bisnis logistik. 

 

Baca Juga: Laba PGAS Tergerus Tahun Lalu, Begini Rekomendasi Sahamnya

Sebagai informasi, SMGR telah mempunyai anak usaha yaitu PT Semen Indonesia Logistik sejak 2017 yang bergerak pada bisnis logistik barang-barang industri dengan fokus sebagian besar pada pengangkutan semen SMGR.

Perseroan berencana untuk mengembangkan dengan mengadopsi skema pengiriman. SMGR akan membawa barang berupa semen ke distributor atau owner proyek, dan saat kembali ke site tidak dengan posisi kosong atau dengan membawa barang dari pihak ketiga sebagai pengguna jasa pengiriman SILOG.

"Sehingga hal ini dapat menjadi sumber pendapatan baru, dan dapat mengefisiensikan biaya logistik perseroan," katanya.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Jeffrosenberg Chenlim and William Jefferson melanjutkan, SMGR telah mendapatkan kontrak ekspor ke Amerika Serikat sebagai bagian dari perjanjian offtake dengan Taiheiyo Cement Corporation. 

Menurutnya, perjanjian ini berpotensi meningkatkan ekspor sebesar 500-700 ribu ton per tahun.

"Kami menyesuaikan bauran penjualan kami untuk mencerminkan peningkatan ini, dengan ekspor mencapai 15,4% dari sebelumnya 14,9% di 2024. Dengan begitu akan menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar 0,3% menjadi Rp 41,8 triliun," paparnya.

Oleh sebab itu, Maybank dan Panin Sekuritas merekomendasikan buy SMGR dengan target harga, masing-masing Rp 8.600 dan Rp 7.100. Sementara untuk jangka pendek, Khaer melihat secara teknikal SMGR berada pada fase downtrend dan masih didominasi oleh volume penjualan.

Dari sisi indikator seperti MACD juga masih berada di area negatif, begitu pula dengan Stochastic yang sedang berada di area jenuh jual. 

"Kiwoom Sekuritas Indonesia saat ini masih cenderung wait and see untuk MGR dengan support Rp 5.710 dan resistance pada level Rp 5.860," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×