Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen crude palm oil (CPO) PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan penjualan Rp 5,74 triliun pada 2019. Jumlah ini meningkat 20,5% dari penjualan 2018 yang sebesar Rp 4,76 triliun.
Secara rinci, penjualan ke dalam negeri meningkat 24,8% year on year (yoy) menjadi Rp 4,77 triliun. Sementara itu, penjualan ke luar negeri hanya naik 2,8% yoy ke Rp 968,34 triliun. Pasar lokal menyumbang 83,1% penjualan 2019, sementara pasar ekspor 16,9%.
Baca Juga: Menilik rencana kerja Dharma Satya (DSNG) dan Bakrie Sumatera (UNSP)
Apabila dilihat dari pelanggannya, maka PT Sinar Mas Agro Resources and Techonolgy Tbk (SMAR) menjadi kontributor penjualan terbesar, yakni Rp 2,07 triliun atau sebesar (36,1%).
Disusul PT Wilmar Nabati Indonesia Rp 1,04 triliun (18,2%) dan PT Kutai Refinery Nusantara Rp 1,01 triliun (17,6%).
Meskipun mencatatkan kenaikan penjualan, laba bersih DNSG tahun 2019 menunjukkan kinerja negatif. Laba bersih DNSG anjlok 57,2% yoy, dari Rp 420,5 miliar pada 2018 menjadi Rp 179,94 miliar.
Sebagai catatan, seiring dengan kenaikan penjualan 20,5% yoy, beban pokok penjualan DSNG pada 2019 meningkat 32,9% yoy menjadi Rp 4,28 triliun. Kemudian, beban penjualan melesat 45,3% yoy menjadi Rp 396,57 miliar.
Baca Juga: Ada wabah corona, Dharma Satya (DSNG) berharap permintaan CPO domestik meningkat
Selain itu, beban umum dan adminsitrasi DSNG naik 2,7% yoy ke Rp 356,28 miliar dan beban keuangan melonjak 40,5% secara tahunan menjadi Rp 504,64 miliar.
Adapun aset DSNG pada 2019 turun 1% yoy menjadi Rp 11,62 triliun. Ini sejalan dengan utang DSNG yang berkurang 2,4% yoy ke Rp 7,89 triliun dan ekuitas DSNG yang tumbuh 2% yoy menjadi Rp 3,73 triliun.
Sebelumnya Dharma Satya Nusantara berharap adanya peningkatan permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di pasar domestik di 2020 kendati wabah virus corona menekan ekonomi global.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Menggenjot Produksi CPO
Corporate Secretary Dharma Satya Nusantara, Paulina Suryanti mengatakan, pihaknya tetap mengantisipasi bahwa virus corona berpotensi memengaruhi kinerja penjualan produk kelapa sawit secara umum akibat kemungkinan menurunnya pertumbuhan ekonomi global maupun pertumbuhan ekonomi beberapa negara buyer yang terdampak oleh wabah virus tersebut.
Kendati demikian, DSNG optimistis masih mampu membukukan kinerja yang prima, mengingat seluruh produk sawit perseroan dijual seluruhnya pada pasar dalam negeri. Terlebih, saat ini pemerintah memiliki program mandatory B30 pemerintah yang dipercaya bisa meningkatkan serapan minyak sawit mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News