Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Selama proses peningkatan tersebut, pabrik CIL pertama berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Untungnya, pabrik CIL kedua telah mampu memproses bijih dengan kapasitas rata-rata 4.500 ton bijih per hari sejak pertengahan 2025 untuk memitigasi pabrik CIL pertama yang tidak aktif.
Direktur CPM Agus Sitindaon mengatakan, Pabrik CIL ke-2 mampu beroperasi dengan rata-rata 4.500 ton bijih per hari karena jenis bijih yang diproses di lokasi BRMS lebih halus dari yang diharapkan. Kondisi ini memungkinkan pabrik CIL memiliki waktu pemrosesan yang lebih cepat.
BRMS pun berharap CIL pertama dapat ditingkatkan menjadi pabrik berkapasitas 2.000 ton bijih pada Oktober 2026. “Hal ini akan memungkinkan kedua pabrik CIL untuk memproses hingga sekitar 6.000 ton bijih per hari mulai akhir 2026 atau awal 2027,” jelas dia.
Baca Juga: Lonjakan Harga Emas Mengerek Kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS) Kuartal I-2025
BRMS juga menyebut bahwa pembangunan tambang emas bawah tanah di Poboya, Palu berjalan dengan baik. Dalam hal ini, pembangunan akses (portal) menuju terowongan bawah tanah telah selesai.
Terowongan di dalam tambang bawah tanah telah mencapai lebih dari 350 meter dari portal (akses tambang) per Agustus 2025. PT Macmahon Indonesia, kontraktor tambang di Poboya memperkirakan tambang emas bawah tanah ini dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2027.
Agus Projosasmito, Presiden Direktur & Chief Executive Officer BRMS menambahkan, BRMS berencana untuk mulai menambang dan memproses bijih emas dengan kadar lebih tinggi atau 3,5--4,9 g/t dari prospek tambang bawah tanah pada pertengahan tahun 2027.
“Hal ini akan tercermin dalam peningkatan produksi emas kami pada semester kedua tahun 2027,” tandas dia.
Selanjutnya: Deposito Online BTN, Bunga Deposito Tertinggi hingga 3,75%
Menarik Dibaca: Deposito Online BTN, Bunga Deposito Tertinggi hingga 3,75%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













