Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) membangun pabrik ketiga di Palu, Sulawesi Tengah, menggunakan metode heap-leach yang disebut kurang efisien dibanding pabrik-pabrik lainnya.
Menurut Analis Ajaib Sekuritas Asia Rizal Rafly, BRMS saat ini menambang bijih emas dengan kadar 1,5 gram per ton dari tambang terbuka Proboya. Dus, perseroan menargetkan kadar yang jauh lebih tinggi, yakni 4,9 gram per ton, dari operasi bawah tanah yang rencananya mulai dijalankan pada termin kedua 2027 mendatang.
Nah, pabrik pengolahan ketiga yang direncanakan mulai beroperasi pada termin kedua 2025 ini diketahui menggunakan metode heap-leach yang lebih cocok untuk mengolah bijih berkadar rendah, yakni kurang dari 1 gram per ton. Alhasil, output yang dihasilkan juga pasti lebih rendah.
“Itu tidak seperti metode carbon-in-leach (CIL) yang lebih efisien dan digunakan di dua pabrik pertama,” sebut Rizal dalam riset 14 Mei 2025.
Untuk diketahui, BRMS memasang target produksi sekitar 75 kilo ons atau setara 2,3 ton emas pada 2025, naik sekitar 16% secara tahunan (yoy).
Baca Juga: Tancap Gas di Kuartal I-2025, Prospek Bumi Resources Minerals (BRMS) Ciamik di 2025
Dus pada 2026, targetnya meningkat lagi hingga kisaran 100 kilo ons atau setara 3,11 ton. Secara jangka panjang, BRMS menargetkan sekitar 150 kilo ons atau setara 4,67 ton pada 2028. “Itu akan didukung oleh fasilitas Gorontalo yang akan datang dan penambangan bawah tanah berkadar tinggi,” lanjut Rizal.
Secara keseluruhan, Rizal bilang pabrik pengolahan baru BRMS nantinya tetap penting untuk mencapai target produksi.
Analyst Edvisor Profina Visindo Iqbal Suyudi juga mengungkapkan hal senada. “BRMS dapat memanfaatkan bijih dengan kadar emas rendah untuk menambah volume produksi,” katanya kepada Kontan, Kamis (22/5).
Dus, peningkatan volume itu, kata Iqbal, seharusnya bisa mendongkrak kinerja BRMS. Kendati begitu, Iqbal bilang harga komoditas dan beban biaya yang perlu digelontorkan perseroan juga perlu menjadi perhatian.
Iqbal sendiri masih memandang positif saham BRMS. Ia merekomendasikan buy dengan target harga akhir tahun di level Rp 450 per saham. Sejalan, Rizal juga memasang rekomendasi buy dengan target harga Rp 440 per saham untuk BRMS.
Selanjutnya: Mark Zuckerberg Geser Jeff Bezos, Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia
Menarik Dibaca: Bank CTBC Salurkan Pendanaan Lebih Dari Seperempat Triliun ke Easycash
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News