kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba BTPN Syariah diproyeksikan mencapai Rp 1 triliun hingga akhir tahun 2019


Kamis, 31 Oktober 2019 / 06:00 WIB
Laba BTPN Syariah diproyeksikan mencapai Rp 1 triliun hingga akhir tahun 2019


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) mencatatkan kinerja positif di kuartal III 2019. Sepanjang Januari hingga September 2019, emiten perbankan ini berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih setelah pajak (net performing After Tax / NPAT) sebesar 39,8% yoy atau Rp 976,3 miliar.

BTPS juga mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 8,90 triliun per September 2019 atau tumbuh 27,8% year on year (yoy). BTPN Syariah menyalurkan dana tersebut kepada 3,65 juta keluarga prasejahtera produktif. Sebelumnya, pembiayaan itu tumbuh 29% dari Rp 6,87 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. 

Selain itu, anak usaha BTPN itu juga telah meningkatkan efisiensi perseroan dalam mengoperasikan bisnis dengan beban operasional pada pendapatan operasional. BTPS mencatat beban operasional mencapai 59,6%, atau lebih rendah dari September 2018 yang mencapai 62,6%.

Baca Juga: Pola Beli dan Taking Profit Bersamaan, IHSG Hari Ini Menguat Ke 6.281,13

Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BTPN Syariah juga terjaga tetap berada di angka 1,30% hingga akhir kuartal III kemarin. Sementara, dana pihak ketiga (DPK), BTPS mencatatkan pertumbuhan 25% yoy atau naik Rp 1,76 triliun menuju Rp 9,01 triliun dari sebelumnya Rp 7,2 triliun. 

Per September 2019, aset BTPN Syariah mencapai Rp 14,6 triliun, meningkat Rp 2,6 triliun atau 21,15% dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2018 yang sebesar RP 12 triliun. Sementara, sepanjang tahun ini sampai Rabu (30/10) harga saham BTPS mengalami kenaikan signifikan hingga 123,96%.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menyatakan yang mempengaruhi saham BTPS bergerak positif adalah kinerjanya yang terbilang sangat baik. Apalagi, BTPN Syariah merupakan salah satu bank unggulan di kategori BUKU II. BTPS juga memiliki prospek yang baik dalam merealisasikan target emiten itu untuk menjadi BUKU III di tahun 2020.

Baca Juga: Saham-saham BUMN Mendaki, IHSG Hari Ini Menguat Ke Level 6.257,81

"Ditambah lagi, bank ini unik ya. Net Interest Income mereka bisa di atas 30%, dengan kondisi Non Performing Financing (NPF) bisa terjaga di 1,30%," ujar Suria kepada Kontan pada Rabu (30/10).

Suria menambahkan kinerja BTPS kuartal III tahun ini yang meningkat sangat berbeda dengan kondisi di tahun-tahun sebelumnya. Sebab, berdasarkan penjelasan manajemen BTPN Syariah, perseroan itu memiliki turnover yang cukup tinggi setelah lebaran. 

Kondisinya, karyawan BPTS banyak yang keluar setelah lebaran dan alhasil performa emiten itu biasanya cenderung menurun. Namun, tahun ini pola yang terulang itu tidak memengaruhi kinerja BTPS. Terbukti dari pertumbuhan keuangan BTPS yang tumbuh 28% yoy dan 4% QoQ.

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan dalam risetnya pada tanggal 22 Oktober 2019, juga menilai pertumbuhan laba BTPS telah melewati target dan konsensus yang ia estimasikan.

Menurut Erni, pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BPTS bisa naik tinggi dikarenakan beberapa faktor. Pertama, laju pertumbuhan pembiayaan BTPS yang meningkat hingga 28% yoy.

Baca Juga: IHSG menguat 0,23% ke 6.295 di akhir perdagangan Rabu (30/10)

Kemudian, ada sedikit peningkatan margin di kuartal III 2019 pada imbal hasil aset yang lebih tinggi. Secara triwulanan, laba bersih juga tumbuh 14% QoQ jika dibandingkan dengan historis emiten itu.

Senada dengan Suria, Erni juga menyatakan bahwa kuartal III biasanya menjadi kuartal terjelek bagi BTPS. Secara historis pertumbuhan pembiayaan BTPN Syariah bisa jatuh hingga 2% menjadi lebih dari 1% QoQ.

Penyebabnya adalah periode kuartal III merupakan puncak pergantian karyawan pasca lebaran atau setelah pembagian tunjangan hari libur. Akan tetapi, kali ini pertumbuhan pembiayaan BTPS melonjak hingga 28% yoy dan 4% QoQ.

Baca Juga: Rugi bersih Goodyear Indonesia (GDYR) membengkak akibat rugi kurs dan beban keuangan

Pihak BTPS mengungkapkan karena tingginya turnonver, perseroan menerapkan program retensi dan meningkatkan proses kerja dari karyawannya, khususnya karyawan bank bagian pinjaman dana.

Peningkatan proses kerja itu seperti re-organisasi rapat pusat dalam hal lokasi dan waktu. Kini, karyawan pinjaman dana BTPS ditentukan melakukan rapat Senin - Rabu, dari yang sebelumnya Senin - Kamis. 

Erni menilai dengan ketentuan baru tersebut, karyawan BTPS bisa fokus mengejar nasabahnya. Ke depannya, BTPN Syariah juga mencapai empat rapat dalam satu hari dari yang sebelumnya hanya dua rapat.

Analis Detusche Verdhana Sekuritas James Nugroho dalam risetnya tanggal 22 Oktober 2019, juga menilai kinerja BTPS tahun ini terbilang baik. Oleh karena itu, James merevisi proyeksi pendapatan BTPS untuk estimasi FY19 - FY21 menjadi 5-6% dengan menargetkan harga saham Rp 4.000.

Baca Juga: Gaikindo Pangkas Target Penjualan Mobil, Gajah Tunggal dan Goodyear Masih Tetap Pede

Berdasarkan kinerja BTPN Syariah yang cukup cemerlang, ketiga analis itu memproyeksikan laba atau net profit BTPS meningkat hingga akhir tahun ini. James memproyeksi profit BTPS hingga akhir tahun mencapai Rp 1,3 triliun.

Erni memperkirakan net profit BTPS hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1,27 triliun, sedangkan di tahun 2020 mencapai Rp 1,57 triliun. Sementara, Suria memproyeksi sampai akhir tahun 2019 sebesar Rp 1,5 triliun.

Demi menjaga kinerjanya, Suria menyarankan BTPS mempertahankan program emiten itu terkait menjaga periode pergantian karyawan. Menurutnya, itu salah satu tantangan terbesar BTPS Selain itu, aset BTPS juga sudah meningkat dan berpotensi segera masuk kategori BUKU III.

Baca Juga: PGAS bangun infrastruktur gas alam terkompresi di Kawasan Industri Tambak Aji

Suria menilai jika sudah BUKU III, tantangan BTPS adalah mempertahankan kinerja pinjaman mereka dengan target nasabah baru. Sebab, saat ini rata-rata penyaluran kredit BTPS untuk pembiayaan ultra mikro.

Mengenai saham, Suria merekomendasikan hold dengan target Rp 3.500. Alasannya, karena PBV BTPN Syariah yang tinggi dan mencapai 6,27x. Sementara, Erni dan James merekomendasikan beli dengan masing-masing target Rp 4.080 dan Rp 4.000 per sahamnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×