Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kambali tampil perkasa dengan indeks Dow Jones Industrial Average yang mengalami kenaikan harian ketujuh secara berturut-turut. Sentimen bagi ketiga indeks utama Amerika Serikat (AS) datang setelah data klaim pengangguran mingguan menawarkan harapan baru untuk penurunan suku bunga.
Kamis (9/5), indeks S&P 500 ditutup naik 26,41 poin atau 0,51% menjadi 5.214,08, indeks Nasdaq Composite menguat 43,51 poin atau 0,27% ke 16.346,27 dan indeks Dow Jones Industrial Average menguat 331,37 poin atau 0,85% ke 39.387,76.
Sepuluh dari 11 sektor pada indeks utama S&P menguat. Dipimpin oleh penguatan 2,3% pada indeks real estate. Operator pusat data Equinix melonjak 11,5% setelah hasil kuartal pertama.
Kebijakan Federal Reserve (The Fed) telah menjadi pendorong utama sentimen investor pada tahun 2024. Harapan baru bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga telah mendorong Dow menuju reli terbesar sejak Desember. Harga ditutup pada level tertinggi sejak 1 April.
Indeks utama lain juga mendapat keuntungan. Setelah perdagangan yang datar di hari sebelumnya, indeks S&P 500 melanjutkan lintasan kenaikannya dan ditutup di atas 5.200 poin untuk pertama kalinya sejak 9 April.
Baca Juga: Wall Street: Dow Naik 200 Poin, di Jalur Positif Ketujuh Beruntun pada Kamis (9/5)
Pasar saham AS telah memulihkan kerugian yang terjadi selama bulan April di tengah kekhawatiran The Fed pada akhirnya akan menaikkan suku bunga, dan ketegangan di Timur Tengah yang terancam meningkat.
“Kami hampir mengalami pemulihan penuh,” kata Brad Bernstein, direktur pelaksana UBS Private Wealth Management.
Untuk kuartal sejauh ini, Dow turun 1,1%, S&P 500 turun 0,8% dan Nasdaq Composite melemah 0,2%.
Meskipun pembacaan harga produsen dan konsumen pada minggu depan dianggap sebagai petunjuk penting berikutnya, data lain telah mendukung harapan penurunan suku bunga investor.
Jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diperkirakan menjadi 231.000 orang yang disesuaikan secara musiman pada minggu lalu, data menunjukkan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 215.000 klaim.
Data minggu lalu menunjukkan, melambatnya pertumbuhan lapangan kerja di bulan April dan lapangan kerja yang turun ke level terendah dalam tiga tahun di bulan Maret membuat investor memperkirakan satu atau dua kali penurunan suku bunga oleh The Fed tahun ini. Sebelumnya, para pedagang memperkirakan hanya satu kali penurunan suku bunga.
Penurunan imbal hasil US Treasury juga mendukung saham-saham karena suku bunga yang lebih tinggi menawarkan risiko yang lebih kecil kepada investor dan juga membuat pinjaman untuk mendorong pertumbuhan menjadi lebih mahal. Imbal hasil obligasi 10 tahun berada di 4,46% pada hari Kamis, turun dari 4,7% pada dua minggu lalu.
“Dalam beberapa hari terakhir, kami mengalami beberapa peristiwa menarik yang benar-benar membantu menenangkan pasar obligasi,” kata Bernstein, mencatat sejumlah faktor termasuk Departemen Keuangan AS dan The Fed yang mengumumkan rencana untuk membeli obligasi Treasury.
Imbal hasil yang lebih rendah sangat mendukung saham-saham megacap teknologi. Di mana saham Apple, Amazon.com dan Meta Platforms bergerak naik dalam kisaran 0,6% dan 1%.
Baca Juga: Pekan Ini Libur Panjang, Simak Prediksi IHSG Awal Pekan Depan
Di sisi lain, perancang chip Arm Holdings merosot 2,3% karena perkiraan pendapatan setahun penuhnya di bawah ekspektasi. Saingan yang lebih besar, Nvidia, yang masih melaporkan pendapatan musim ini, tergelincir 1,8%.
Saham Roblox merosot 22,1% setelah platform video game tersebut memangkas perkiraan pemesanan tahunannya, sebagai tanda bahwa orang-orang mengurangi pengeluaran di tengah ketidakpastian prospek ekonomi dan peningkatan tingkat inflasi.
Sedangkan saham Robinhood Markets melemah 3,1%, meskipun broker online ini mengalahkan perkiraan laba kuartal pertama, berkat volume perdagangan kripto yang kuat dan kenaikan suku bunga yang meningkatkan pendapatan bunga bersihnya.
Di sisi lain, saham Spirit Airlines melonjak 12,9%, setelah mencapai rekor terendah awal pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News